Judul di atas memang sudah kerap kita baca/dengar. Namun tahukah Anda, bahwa hal tersebut sangat penting. Bukan hanya Anda, kami pun juga terkadang menyepelekan fitur tersebut (Stop Loss), Tanpa fitur dari stop out atau stop loss tersebut akun kita tidak mungkin akan bertahan lama.
Sistem terbaik apapun, tanpa perencanaan stop out atau “kapan kita keluar market jika harga tidak sesuai dengan analisa kita” akan menjadi sistem yang tidak sempurna.
Anda mungkin pernah membayangkan, bagaimana mempunyai sistem trading yang tidak memiliki history dengan hasil minus atau loss dalam setiap transaksinya. Memang ada, ketika Anda deposit uang sebesar $100.000, dan hanya membuka satu order posisi dengan Lot 0.01.
Jika Anda menggunakan Lot dan deposit sesuai nilai di atas, kami, bahkan semua trader sangat-sangat percaya bahwa akun tersebut tidak akan pernah mengalami margin call. Percayakan?
Sebelum kita membahas tentang keuntungan menggunakan fitur Stop out/stop loss, kita akan membahas tentang kerugian yang banyak dialami oleh para trader namun mereka tidak menyadarinya. Yaitu ketika seorang trader yang akan membuka sebuah posisi, kemudian dia hanya mengira-ngira di mana titik dia akan cut loss atau menempatkan stop loss.
Terkadang ada yang hanya mengukur berapa pips maksimal kerugian jika harga berlawanan arah atau menggunakan level-level penting seperti pivot point atau Support/Resistance. Bahkan yang lebih parah lagi adalah ketika trader tersebut menggeser garis stop loss setiap harga akan menyentuh titik stop lossnya.
Kita lihat contoh chart EUR/USD time frame H1 di bawah ini
Nah kita bisa lihat di atas, bagaimana fitur stop loss sangatlah berguna menjaga ballance akun kita, jika kita bisa menempatkannya pada titik yang potensial. Kita asumsikan pada contoh chart di atas.
Seorang Trader membuka posisi Buy pasangan mata uang EUR/USD di harga @1.3559 dan dia menempatkan stop loss di harga @1.3638.
Namun, karena pada jam saat itu akan terjadi news besar yang memberikan dampak pada EUR/USD ini, maka dia merasa harga akan bergerak flukulatif dan dia takut jika nanti harga bergerak turun atau membuat shadow/ekor candlestick, dan menyambar stop lossnya lalu bergerak kembali naik.
Akhirnya dia memutuskan untuk menggeser stop lossnya di titik harga @1.3608. Stop loss dibuat lebih jauh untuk memberikan ruang jika harga bergerak naik turun secara flukulatif.
Akan tetapi karena trader ini merasa harga akan turun jauh dari posisinya, akhirnya dia memutuskan menggeser stop lossnya lagi jauh di harga @1.3575. Yang tadinya dia merupakan tipe trader intraday, sekarang berubah menjadi trader layaknya investor yang siap menunggu posisi floating berbulan-bulan. Namun pasar berkata lain, hanya dengan waktu 2 hari saja stop loss yang terakhir disambar oleh market.
Apa yang dia dapat hanyalah penyesalan semata. Kerugian yang awalnya hanya beberapa pips saja berubah menjadi puluhan pips.
Nah, apa pelajaran yang bisa kita petik dari contoh ilustrasi di atas? Yup, jika Anda sudah mengetahui fungsi stop loss adalah untuk meminimalkan resiko di setiap posisi, jangan pernah sekali-kali merubah nilai dari stop loss tersebut ketika kita sudah merencanakan sebelumnya.
Sebelum Anda memasuki pasar, analisa terlebih dahulu, titik stop loss mana yang Anda yakini itu sangat tepat. Jangan seperti trader di atas yang terlalu takut akan halnya dengan order yang tersambar stop loss.
Lagipula stop loss itu berguna untuk menjaga psikologi serta melatih kedisipilnan kita di saat transaksi berikutnya.