Untuk bekerja sesuai dengan mandat atau untuk mencapai target ekonomi, ‘senjata’ bagi bank sentral untuk mengendalikan ekonomi yang paling ampuh adalah dengan menggunakan kebijakan moneter. Kebijakan moneter sendiri ditentukan oleh bank sentral di negara tersebut yang bertindak independen tanpa campur tangan dari pemerintah.
Namun perlu untuk diingat, bank sentral tentunya akan mendiskusikan terlebih dahulu sebelum merubah kebijakan moneternya dengan pemerintah melalui menteri keuangan.
Semua bank sentral di seluruh dunia mayoritas bertindak secara independen atau tidak dapat dipengaruhi oleh pemerintah, kecuali PBoC di China yang bekerja sesuai dengan arahan dari pemerintah Tiongkok.
Kebijakan moneter adalah suatu tindakan untuk menetapkan tingkat suku bunga dan mengendalikan pasokan mata uang yang beredar di pasar.
Setidaknya ada 3 tujuan utama yang diharapkan ketika menetapkan sebuah kebijakan moneter, seperti :
- Target pertumbuhan ekonomi
- Inflasi yang sesuai target
- Tingkat pengangguran yang rendah
Pernahkah Anda mendengar atau membaca suatu berita kebijakan moneter yang diterapkan oleh suatu bank sentral lebih cenderung Hawkish atau Dovish? Kita tidak sedang membicarakan jenis burung disini, gagak atau merpati.
Dua istilah tersebut hanya sebuah julukan dari para ekonom yang menggambarkan jenis kebijakan yang diterapkan oleh suatu bank sentral.
Kebijakan moneter Hawkish ditujukan kepada sikap bank sentral yang mengadopsi kebijakan yang lebih agresif dan memiliki kecenderungan indikasi akan ada kenaikan suku bunga.
Terkadang tindakan tersebut dilakukan dengan cara ‘pengetatan’ kebijakan karena pada dasarnya bank sentral mencari cara untuk menstabilkan ekonomi yang dianggap terlalu “kuat” dan memperlambatnya di tengah inflasi yang tinggi.
Skenario untuk hawkish bisa digambarkan seperti ketika suku bunga naik, maka pinjaman yang dilakukan oleh konsumen akan menjadi lebih mahal (karena suku bunga yang dibayarkan lebih tinggi), sehingga pengeluaran dan perputaran ekonomi sedikit lebih dapat dikendalikan dari dalam ekonomi domestik.
Selain itu suku bunga yang lebih tinggi juga mampu menarik perhatian para investor dari luar, karena hasil investasi yang ia tanamkan akan lebih menguntungkan karena suku bunga yang tinggi.
Sementara kebijakan moneter Dovish adalah kebalikannya, yang ditujukan kepada bank sentral yang mengadopsi kebijakan lebih “lembut” dan mengindikasikan akan ada penurunan suku bunga.
Bank sentral yang mengadopsi kebijakan dovish melakukan tindakan pelonggaran dengan memangkas suku bunga dengan tujuan merangsang ekonomi yang stagnan atau tumbuh lambat.
Ketika bank sentral mengadopsi kebijakan dovish, maka akan lebih banyak konsumen yang meminjam dan membelanjakan uangnya untuk tujuan tertentu sehingga pasokan mata uang akan lebih banyak di pasar. Pengeluaran yang dilakukan oleh konsumen inilah yang pada akhirnya akan merangsang perputaran ekonomi untuk tumbuh lebih cepat.
Dengan menggunakan berbagai jenis kebijakan moneter, bank sentral dapat mengendalikan pergerakan ekonomi untuk lebih stabil sesuai dengan target yang telah dimandatkan oleh pemerintah.
Kita semua tahu ekonomi yang sehat adalah ekonomi yang stabil, bukan yang terus tumbuh kuat dan tidak dapat dikendalikan sehingga mengakibatkan “ledakan” ekonomi.
Nah, bagi Anda yang ingin mempelajari analisa fundamental, alangkah baiknya Anda juga mengikuti perkembangan dari suatu bank sentral guna mengetahui proyeksi dari pergerakan mata uang yang akan Anda tradingkan nantinya.