Untuk memperoleh sebuah hasil panen sangatlah diperlukan sebuah metode khusus selama proses tanam.
Salah satu tumbuhan yang seharusnya memiliki metode khusus tersebut adalah tumbuhan jagung dengan menggunakan metode “Tanpa Olah Tanah” atau lebih dikenal dengan sebutan TOT.
Cara ini di anggap praktis dan efisien sehingga dapat menghemat biaya, mempersingkat waktu panen dan juga meminimalis kegagalan panen.
TOT sendiri awalnya diperkenalkan oleh BPTP Sulawesi Selatan pada tahun 2001 melalui pembinaan kepada para petani.
Berikut cara pembudidayaan jagung menggunakan metode TOT :
1. Pengelolaan jerami
Pengelolaan jerami ini maksudnya adalah pembersihan jerami setelah penanaman padi dengan cara di babat sampai habis kemudian di bakar.
Cara ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah adanya pertumbuhan padi dan juga gulma kembali.
2. Pembuatan drainase
Pada keliling petakan sawah buatlah saluran drainase dengan lebar 30 Cm dan tinggi 20 Cm.
Cara ini bermanfaat untuk pengaturan air drainase sawah serta sebagai sistem irigasi sawah.
3. Pembasmian gulma
Lakukan pembasmian pada gulma dengan melakukan penyemprotan menggunakan herbisida pada H-5 hingga H-7 sebelum tanam jagung.
Gunakan herbisida pratumbuh jika gulma tidak ada atau belum tumbuh dan gunakan herbisida purnatumbuh jika gulma sudah tumbuh pada lahan anda.
4. Persiapan benih jagung
Siapkan benih jagung berkualitas yang memiliki daya tumbuh sekitar 90 – 95 % dan diperlukan benih 20 Kg / ha. Sebaiknya lakukan seetritmen menggunakan insektisida 3 kg benih / bungkus.
5. Penanaman jagung
Buat lubang sedalam 5 – 7 cm dan setiap lubang isi dengan benih jagung sebanyak 2 – 3 biji.
Buat jarak antar lubang 75-80cm x 40-50 cm kemudian benih tersebut di tutup menggunakan pupuk kandang.
6. Penyulaman
Penyulaman ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan penanaman kembali jika ditemukan jagung yang tidak tumbuh atau tumbuh kerdil. Lakukan penyulaman pada saat tumbuhan jagung berusia 10 hari.
7. Pemupukan
Pemupukan dilakukan 2 kali dan usahakan kondisi tanah lembab dengan pemberian air irigasi misalnya. Berikut pemupukannya :
- Pemupukan 1 : lakukan pemupukan pada jagung saat berusia 14 hari dengan cara membuat lubang sedalam 5 cm di samping tumbuhan jagung. Pupuk yang diperlukan sekitar 100Kg/ha untuk Urea, 100 – 150 kg/ha untuk SP36, dan 50 – 100 kg/ha untuk KCL.
- Pemupukan 2 : lakukan pemupukan ulang dengan komposisi pupuk sebesar 200 – 250 kg/ha untuk urea, 50 kg/ha ZA.
- Pemupukan 3 : pada usia 42 hari lakukan pemupukan lagi menggunakan 150 kg/ha Urea.
8. Penyiangan
Lakukan penyiangan atau pembersihan pada gulma yang telah tumbuh menggunakan pacul yaitu ketika tanaman berusia 3 – 5 Minggu, serta lakukan pembumbuhan juga.
9. Pemberian insektisida
Jagung adalah salah satu tumbuhan yang sensitif terhadap hama, bahkan bisa – bisa si hama bisa tumbuh subur dibandingkan dengan si jagung.
Oleh karena itu kendalikan hama (lalat bibit yang sering mengganggu tumbuhan jagung) dengan menggunakan pestisida karbufuran dengan dosis 5-7 butir per lubang tanaman.
Berikan insektisida pada bagian pucuk daun sebanyak 3-5 butir untuk mencegah hama pada batang dan tongkol jagung.
10. Pengairan
Lakukan pengairan yang tepat agar jagung tidak kelebihan atau kekurangan asupan air, sehingga mempengaruhi pertumbuhannya dan hasil panen.
11. Panen
Ketika jagung berusia 3- 4 bulan, saat kelobot jagung sudah berwarna kuningserta kering, dan juga saat kelobot di kupas jagung tidak memiliki bekas ketika di tekan oleh kuku.
12. Pengeringan
Sebelum jagung di olah kembali lebih baik dilakukan pengeringan dengan kandungan air sekitar 15 %.