Apa itu Pivot Points ?
Definisi Pivot Points – Level Pivot points merupakan sebuah metode (perhitungan) untuk mengidentifikasi level-level penting (support/resistance) dalam suatu periode waktu. Seringkali Pivot point digunakan dalam mengidentifikasi level Support dan Resistance pada periode satu hari ke depan (bisa hari, minggu, bulan sampai 1 tahun).
Meskipun hanya sebuah teori dengan menggunakan rumus, level pivot point juga mampu menjadi area psikologi yang sangat penting bagi para trader untuk melihat kecenderungan pergerakan pasar seperti kecenderungan harga akan bergerak naik atau turun.
Misal saja ketika harga turun dan menyentuh titik pivot dan bergerak kembali ke atas, hal tersebut akan menjadi sebuah sinyal bahwa trend turun akan berbalik menjadi tren naik. Atau ketika harga bergerak naik dan menembus titik pivot, bisa diartikan bahwa pelaku pasar lebih meminati aksi buy.
Bagaimana Cara Menghitung Pivot Points ?
Level pivot point bisa diaplikasikan pada semua time frame seperti H4, Daily, Weekly dan Bulanan, namun perhitungan pivot point yang paling banyak digunakan adalah menggunakan periode harian. Hasil perhitungan Pivot point hari ini diambil dari 3 nilai, yaitu
- Harga Tertinggi hari sebelumnya (High)
- Harga Terendah hari sebelumnya (Low)
- Harga penutupan hari sebelumnya (Close)
Sebagai contoh jika Anda mencoba menghitung di mana titik pivot point pada hari Kamis, maka Anda harus mengambil 3 nilai diatas pada penutupan hari Rabu. Jika Anda menghitung pivot pada hari Selasa, maka Anda mengambil nilai-nilai tersebut pada penutupan hari Senin dst.
Pivot Point dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
PP (Pivot Point) = (High + Low + Close) / 3
Sedangkan untuk menghitung level Support dan Resistance adalah :
- S1 (Support 1) = (2 x PP) – High
- S2 (Support 2) = PP – (High – Low)
- S3 (Support 3) = Low – 2 x (High – PP)
- R1 (Resistance 1) = (2 x PP) – Low
- R2 (Resistance 2) = PP + (High – Low)
- (R3) Resistance 3 = High + 2 x (P – Low)
Bagaimana Cara Menggunakan Pivot Points ?
Cara menggunakan Level Pivot Point sebagai bahan analisa sangat sederhana. Misal pada pembukaan pasar hari ini kita menganggap ketika harga bergerak di atas level Pivot Point maka tujuan pertama harga adalah R1, sebaliknya jika harga bergerak di bawah level Pivot maka tujuannya adalah S1. Hal tersebut memang tidak mutlak 100% harga akan bergerak sesuai dengan tujuan pertamanya, tetapi kita bisa melihat probabilitas harga bergerak cenderung ke atas atau ke bawah.
Level Pivot Point dapat memainkan peran dua sekaligus, sebagai Resistance atau Support. Jika harga berada diatas Pivot maka peran Pivot bisa dianggap sebagai level Support, sedangkan jika harga berada di bawah Pivot peran Pivot merupakan sebagai Resistance.
Sebagai contoh dibawah ini kita bisa melihat peran Pivot sebagai Support dan Resistance
Studi Kasus
Pada pergerakan pasangan major dihitung dalam satu hari, hampir 75 % pergerakan sesuai dengan Teori Pivot Point. Menurut kesimpulan di atas, kita bisa mengambil analisa pada awal hari pembukaan pasar sebagai berikut;
R1 akan tercapai jika harga open > level Pivot
S1 akan tercapai jika harga open < level pivot
Sedangkan kemungkinan harga akan terus bergerak trending mencapai 55% dengan teori:
R2 akan tercapai jika harga Break penuh R1
S2 akan tercapai jika harga Break penuh S1
Dan 35% harga akan kembali ke level Pivot saat kondisi Sideways ketika
R1 sudah tercapai dan terbentuk candlestick pembalikan Bearish
S1 sudah tercapai dan terbentuk candlestick pembalikan Bullish
Lalu Kemungkinan 50% Pivot Point menjadi level Support atau Resistance.
Bagaimana Cara Trading Menggunakan Pivot Point ?
Pada prakteknya, Pivot point digunakan oleh para trader Harian atau Scalper. Selain digunakan sebagai pemetaan pergerakan harga, Pivot point juga dianggap sebagai level penting yang perlu diamati setiap harinya. Ada beberapa metode cara trading menggunakan pivot point salah satunya.
Breakout Trader
Seorang Trader dengan tipikal Breakout trader sering mengamati level Support dan Resistance. Breakout trader harus mampu dan paham mana harga akan tembus Support/Resistance atau memantul. Biasanya para breakout trader menunggu momen disaat harga menembus salah satu Support/Resistance dengan menunggu candlestick close melewati level tersebut.
Strategi Breakout ini sangat valid jika suatu pair mengalami kondisi trending kuat dalam satu arah. Jika menggunakan strategi tipe breakout, maka disarankan selalu memantau apakah akan ada berita penting yang akan dirilis.
Anda bisa menggunakan level pivot point dengan digabungkan dengan strategi lainnya atau dengan tambahan indikator seperti Bollinger band, Moving Average, Parabolic SAR, Stochastic dan lainnya.
atau
Swing Trader
Kebalikan dari Breakout Trader di atas, Tipikal Swing Trader ini menunggu harga memantul pada salah satu level pivot, support atau resistance harian. Ketika harga sudah menyentuh salah satu level penting pada pivot point, swing trader akan mengamati apakah harga mampu menembus level tersebut atau tidak. Anda bisa melihat contoh swing trading menggunakan level pivot point berikut ini:
Macam Level Pivot Points
Ada beberapa cara dan macam perhitungan Pivot Point. Pada Rumus di atas merupakan perhitungan Pivot point yang sering digunakan oleh para trader. Ada juga yang menggunakan perhitungan pivot point dengan rumus yang berbeda seperti Woodie, Camarilla, Demark dan Fibonacci. Secara tori penggunaannya sama seperti menggunakan Pivot point daily di atas namun hanya berbeda rumus.
Camarilla
R4 = C + ((H – L) * 1.1 / 2)
R3 = C + ((H – L) * 1.1 / 4)
R2 = C + ((H – L) * 1.1 / 6)
R1 = C + ((H – L) * 1.1/12)
Pivot = (H + L + C) / 3
S1 = C – ((H – L) * 1.1/12)
S2 = C – ((H – L) * 1.1 / 6)
S3 = C – ((H – L) * 1.1 / 4)
S4 = C – ((H – L) * 1.1 / 2)
Fibonacci
R3 = Pivot + 1.000 x (H – L)
R2 = Pivot + 0618 x (H – L)
R1 = Pivot + 0382 x (H – L)
Pivot = (H + B + C) / 3
S1 = Pivot – 0382 x (H – L)
S2 = Pivot – 0618 x (H – L)
S3 = Pivot – 1,000 x (H – L)