Pohon Jati atau yang dikenal dengan nama latin Tectona grandis merpakan salah satu jenis pohon penghasil kayu yang memiliki kualitas tinggi.
Umumnya, pohon ini memiliki ukuran yang cukup besar, batangnya lurus, serta dapat tumbuh dengan tinggi yang mencapai sekitar 30 meter hingga 40 meter.
Karena kualitasnya yang tinggi dan banyak diminati untu pembuatan perabotan rumah tangga sehingga mempunya nilai jual yang tinggi.
Oleh karena itu, akhir-akhir ini pun semakin banyak orang yang mulai mencoba menanam atau membudidayakan pohon jati ini karena dianggap sebagai prospek usaha yang menjanjikan.
Adapun langkah-langkah cara menanam pohon jati adalah sebagai berikut :
Proses Pembibitan Pohon Jati
Pertama, dalam proses pembibitan atau pembenihan jati ini menggunakan benih bunga jati yang kering dan jatuh di area pohon jati. Untuk memilih biji pohon jati yang berkualitas baik, dapat dilihat melalui ciri-cirinya antara lain warna kulit yang telah menguning dan kering, memiliki ukuran besar, berbentuk bulat, padat serta tak mengkerut dan tak mengalami cacat. kemudian, keluarkan biji tersebut dari bunga. Sebelum di semai, terlebih dahulu di rendam di dalam air selama 3-4 jam.
Untuk menyemaikannya, dapat dilakukan di area persemaian dengan campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1. Kemudian masukkan media tanam tersebut ke dalam polybag semai yang telah disiapkan.
Selanjutnya, benamkan bibit atau benih pada kedalaman 5 cm pada media kemudian timbun memakai media di bagian atasnya. Setelah 47 hari lamanya, biasanya akan nampak tumbuh benih-benih kecil.
Penyiraman Bibit dan Pemeliharaannya Pada Polybag
Langkah berikutnya yaitu dengan memelihara bibit seperti melakukan penyiraman benih atau bibit pohon jati yang telah disemai secara teratur tiap pagi hingga sore hari setiap harinya.
Namun hindari terlalu banyak dalam melakukan penyiraman agar tidak mudah busuk. Letakkan persemaian ke dalam area naungan supaya terhindar dari paparan panas matahari dan air hujan secara langsung. Kemudian lakukan pemupukkan bibit dengan menggunakan pupuk urea secara teratur selama 1 kali dalam sebulan.
Apabila ditemukan bibit yang mati, dapat diatasi dengan melakukan penyulaman. Setelah benih atau bibit berusia 5 bulan, maka bibit tersebut telah siap ditanam di area yang lebih luas.
Tahap Persiapan Lahan
Langkah selanjutnya, meliputi tahap persiapan lahan untuk penanaman. Adapun persiapan lahan yang pertama yaitu dengan cara menaburkan pupuk kandang atau kompos ke area lahan tanam dengan menggunakan komposisi pupuk sebanyak 2 ton per hektar.
Adapun pemberian nutrisi tersebut dapat dilakukan selama 3-4 minggu, dengan waktu sebelum penggarapan lahan tanah dengan melakukan pencangkulan dan pembajakan.
Tujuannya adalah supaya tanah menjadi lebih gembur dan meningkatkan nutrisi dasar di dalamnya. Selanjutnya, membuat lubang dengan jarak antar lubang sekitar 2,5×2,5 meter dengan ukuran lubang sekitar 30cmx30cmx30 cm. Kemudian diamkan tanah hingga 2-3 Minggu.
Penanaman Bibit Jati
Langkah berikutnya, lepaskan bagian persemaian dari kantong plastik (polybag) kemudian letakkan bibit atau benih tersebut dalam lubang tanam.
Sebaiknya posisi tanam diusahakan dalam keadaan tegak, lalu tempatkan secara hati-hati supaya akar tidak mengalami kerusakan.
Kemudian tutup lubang dengan menggunakan tanah disekitarnya. Selanjutnya, padatkan tanah di area sekitarnya secara lembut agar tanaman tidak mudah roboh. Lalu siram area tanah tersebut untuk menjaga kelembaban tanah dengan baik.
Pemeliharaan Bibit
Selanjutnya adalah tahap pemeliharaan bibit yang dapat dilakukan dengan penyulaman. Pada umumnya, tahap ini dilakukan untuk tumbuhan yang mati ketika tanam.
Selain itu, juga dilakukan pemupukan dan penyiangan, umumnya dilakukan ketika jati berada di awal masa tanamnya hingga umur 5 tahun kemudian yang dilakukan sebanyak sekali dalam 3 bulan.
Setelah itu, melakukan pemangkasan ranting tanaman dengan tujuan supaya batang utama pada jati mampu tubuh secara optimal dan lurus.
Masa Pemanenan
Pada umumnya, masa panen tanaman jati sendiri setelah tanaman berumur 12-15 tahun. Namun, untuk melakukan panen dapat disesuakan berdasarkan kebutuhan pembudidaya.
Apabila menginginkan hasil panen jati untuk digunakan sebagai bahan bangunan maka umumnya masa panen paling baik yaitu ketika pohon jati telah berusia sekitar 20 tahun.