Kenapa kita harus mengamati nilai ekspor di suatu negara? Apa hubungan ekspor dengan pergerakan mata uang yang diperdagangkan di pasar forex? Kita coba bahas satu per-satu.
Kita harus mengamati, minimal mengetahui tentang kondisi ekspor-impor di suatu negara yang dimana mata uang yang digunakan di negara tersebut adalah salah satu mata uang yang diperdagangkan di pasar uang. Karena beberapa faktor dan alasan, mengapa kita harus selalu memperbarui dan mengikuti kondisi ekspor tersebut, salah satunya adalah dimana pasar dan harga selalu berubah terhadap permintaan (demand) pada mata uang domestik yang digunakan.
Kita ambil contoh negara New Zealand, dimana New Zealand merupakan negara eksportir utama produk susu – termasuk mentega, keju dan susu (mencakup dalam bentuk susu bubuk/milk powder). Jika Anda sering bertransaksi pada pasangan yang berkaitan dengan NZD (New Zealand Dollar), tentu saja Anda juga harus selalu mengikuti perkembangan dari harga susu.
Jika harga susu naik, para importir (negara/pengusaha yang membutuhkan produk susu dari New Zealand) harus menukarkan mata uang lokal mereka dengan cara membeli mata uang New Zealand dollar sesuai dengan harga susu saat itu.
Sebagai contoh ketika para importir yang berasal dari Amerika Serikat hendak membeli produk susu dari New Zealand, secara tidak langsung mereka menjual US dolar dan kemudian membeli NZ dolar (mengkonversi) sesuai dengan harga susu yang berlaku.
Kesimpulan dari contoh diatas adalah gambaran dimana para importir secara tidak langsung ambil bagian dalam menurunkan nilai mata uang lokal mereka (US dolar) dengan meningkatkan pasokan/supply US dolar dipasar dan menaikan nilai NZ dolar dengan mengurangi pasokan NZ dolar di pasar uang sehingga otomatis akan meningkatkan permintaan/demand terhadap mata uang tersebut.
Begitu juga dengan sebaliknya, jika harga susu bubuk/dairy powder turun, para importir tidak terlalu banyak untuk menukarkan mata uang mereka dengan NZ dolar sehingga permintaan terhadap mata uang NZ dolar tidak terlalu besar sehingga nilai dari mata uang lokal importir (US dolar) masih terjaga dan tidak terlalu banyak beredar di pasar. Hal tersebut membuat mata uang NZ dolar masih banyak di pasaran sehingga membuat permintaan berkurang.
Anda akan paham bahwa metode analisis tersebut sangat berguna ketika mengevaluasi nilai mata uang dari negara-negara dengan ekonomi yang bertumpu pada eksportir komoditas seperti Australia, New Zealand Kanada dan negara-negara eksportir komoditas lainnya.
Jika kita berbicara tentang produk barang dan jasa ekspor pada suatu negara, kita akan menggunakan metode atau sistem yang digunakan oleh World Trade Organization (WTO), dimana produk barang dan jasa dibagikan menjadi beberapa kategori seperti :
Kategori Produk dan Barang
- Pertanian
- Bahan bakar dan Pertambangan
- Manufaktur
Kategori Jasa
- Transportasi
- Pariwisata
- jasa lainnya
Produk Pertanian : meliputi bahan pangan dan bahan baku. Jika suatu negara yang mengandalkan ekspor komoditas pada kategori ini sebagai basis ekonomi utamanya, maka mata uang negara tersebut akan sangat sensitif terhadap nilai harga dari komoditas pertanian.
Produk Bahan Bakar dan Pertambangan : meliputi produk Bijih, mineral, bahan bakar dan logam mulia. Jika suatu negara yang mengandalkan ekspor komoditas pada kategori ini sebagai basis ekonomi utamanya, maka mata uang negara tersebut akan sangat sensitif terhadap nilai dari harga energi dan komoditas sejenis.
Produk Manufaktur : meliputi produk Besi, baja, bahan baku kimia, mesin, tekstil dan barang konsumsi sejenis. Jika suatu negara yang mengandalkan ekspor komoditas pada kategori ini sebagai basis ekonomi utamanya, maka mata uang negara tersebut akan sangat sensitif terhadap sentimen konsumen di negara tujuannya atau harga komoditas tersebut dipasaran.
Transportasi : meliputi maskapai penerbangan, kereta, bus dan sejenisnya. Jika suatu negara yang mengandalkan ekspor komoditas pada kategori ini sebagai basis ekonomi utamanya, maka mata uang negara tersebut akan sangat sensitif terhadap sentimen konsumen di negara tujuannya.
Pariwisata : meliputi traveling. Jika suatu negara yang mengandalkan ekspor komoditas pada kategori ini sebagai basis ekonomi utamanya, maka mata uang negara tersebut akan sangat sensitif terhadap tingkat lapangan kerja, kondisi ekonomi global dan kondisi negara eksportir itu sendiri.
Jasa lainnya : meliputi komunikasi, konstruksi, asuransi, perbankan/financial service, royalti dan lisensi. Jika suatu negara yang mengandalkan ekspor komoditas pada kategori ini sebagai basis ekonomi utamanya, maka mata uang negara tersebut akan sangat sensitif terhadap pertumbuhan bisnis dan ekonomi global.
Kesimpulan
Sekarang kita sudah mengenal tentang sedikit banyak pengaruh nilai ekspor terhadap mata uang negara yang bersangkutan. Selalu memperhatikan kondisi ekonomi dari suatu negara pengekspor dan negara tujuan (importir) merupakan salah satu metode menganalisa nilai dari suatu mata uang negara-negara tersebut.
Misalnya, Australia merupakan negara pengekspor produk lebih banyak ke negara China daripada negara lainnya. Begitu juga sebaliknya. Intinya China merupakan mitra dagang yang sangat penting bagi Australia.
Mengetahui hal tersebut, Anda bisa selalu memperhatikan data-data yang berasal dari China seperti Gross Domestic Product (GDP), Tingkat Tenaga Kerja (employment rate), data manufaktur (manufacturing) dan lainnya untuk mengetahui apakah China akan melakukan impor produk skala besar atau tidak dengan Australia di periode mendatang.
Jika data-data ekonomi China menguat atau positif, nilai ekspor Australia ke china kemungkinan akan dalam skala besar, dan tentu saja permintaan (demand) terhadap mata uang Australian Dolar terus meningkat mengingat China harus menukarkan mata uang lokal mereka terhadap Australian dolar untuk membeli produk ekspor dari Australia.
Sebaliknya, jika data ekonomi China melemah, tentu nilai ekspor Australia akan menurun atau berkurang dari sebelumnya. Sehingga nilai Australian dolar tidak terlalu meningkat atau bahkan melemah tergantung sentimen pasar saat itu.