Proses Terjadinya Perubahan Sosial Budaya

Posted on
Perubahan Sosial Budaya

Apakah kamu tahu bagaimana suatu perubahan sosial budaya terjadi dalam masyarakat? Proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat biasanya dilakukan melalui akulturasi, asimilasi, dan difusi.

Akulturasi

“Akulturasi adalah proses pertemuan dua budaya atau lebih di mana unsur-unsur budaya lama atau asli masih terlihat dan tidak hilang. Contohnya, proses percampuran budaya Jawa dengan budaya Islam yang saling memengaruhi.

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa akulturasi adalah proses masuknya pengaruh budaya asing ke dalam suatu masyarakat di mana sebagian masyarakat menyerap secara selektif dan sebagian lain menolaknya.

Pendapat lain mengatakan, akulturasi adalah proses atau hasil pertemuan budaya atau bahasa di antara dua masyarakat yang ditandai dengan saling meminjam.

Dalam proses akulturasi, terdapat perbedaan antara unsur kebudayaan asing yang mudah dan sulit diterima. Unsur budaya asing yang mudah diterima termasuk unsur budaya material, seperti alat-alat yang mudah digunakan dan terasa sangat bermanfaat, unsur budaya yang terbukti memberikan manfaat besar, serta unsur budaya yang mudah disesuaikan dengan kondisi masyarakat.

Sementara itu, unsur budaya asing yang sulit diterima termasuk unsur yang berhubungan dengan sistem keyakinan, kepercayaan, ideologi, falsafah hidup, dan unsur-unsur yang dipelajari pada tahap pertama proses sosialisasi.

Golongan yang paling mudah menerima akulturasi adalah remaja.

Akulturasi dapat terwujud melalui berbagai bentuk kontak budaya. Kontak budaya dapat terjadi di antara seluruh masyarakat, sebagian masyarakat, atau bahkan antarindividu dari dua masyarakat. Unsur-unsur budaya yang dijadikan bahan akulturasi tergantung pada status sosial dan individu yang bersangkutan. Kehadiran teknologi misalnya, tentu berbeda dengan kehadiran seorang ulama. Kehadiran seorang psikolog berbeda dengan kehadiran seorang ekonom. Kontak budaya dapat terjadi dalam suasana bersahabat atau suasana bermusuhan.”

Kontak budaya juga dapat terjadi antara kelompok yang menguasai dan yang dikuasai dalam semua unsur budaya, termasuk ekonomi, bahasa, teknologi, masyarakat, agama, seni, dan ilmu pengetahuan.

Selain itu, kontak budaya dapat terjadi di antara masyarakat yang berjumlah banyak atau sedikit, dan juga dapat terjadi dalam ketiga bentuk budaya, termasuk sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik.

Hasil dari proses akulturasi budaya lebih didasarkan pada kekuatan masing-masing budaya. Semakin kuat suatu budaya, semakin cepat memengaruhi budaya lainnya. Salah satu contoh menarik dari proses akulturasi di Indonesia adalah yang terjadi di daerah transmigrasi.

Di antara berbagai suku bangsa yang ada di daerah transmigrasi, terjadi pertemuan dua budaya atau lebih tidak terhindarkan. Dalam proses akulturasi itu, perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan yang ada berjalan bersama-sama, hingga pada akhirnya budaya yang lebih kuat pengaruhnya akan lebih banyak berperan dalam proses akulturasi.

gambar wayang dan teknologi komputer

Gambar 3.13 Kontak budaya dapat terjadi melalui kesenian dan teknologi.

Asimilasi

Proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur menjadi satu dalam bentuk budaya baru, sementara budaya aslinya tidak tampak disebut asimilasi. Proses asimilasi berlangsung secara intensif dalam waktu yang cukup lama, sehingga unsur-unsur dan wujud tiap budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya yang lebih dinamis.

Asimilasi berbeda dengan akulturasi. Dalam akulturasi, setiap budaya masih memiliki identitas konkret, sedangkan dalam asimilasi, identitas budaya dari setiap budaya asli yang mengalami kontak budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya baru yang jauh berbeda dengan budaya aslinya.

Proses asimilasi dapat berjalan cepat atau lambat, tergantung pada berbagai faktor, termasuk toleransi, ekonomi, simpati, dan perkawinan campuran.

Proses asimilasi dapat berlangsung cepat atau lambat tergantung pada berbagai faktor, seperti toleransi, ekonomi, simpati, dan perkawinan campuran.

a. Toleransi

Toleransi adalah sikap menghargai, membiarkan, dan memberikan hak untuk berkembang kepada pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, atau pola tingkah laku yang berbeda atau bertentangan dengan pendapat diri sendiri.

Sikap toleransi yang tinggi akan membuat proses asimilasi budaya berjalan lancar tanpa hambatan. Namun, sikap yang tidak mau menerima dan apatis terhadap budaya lain akan menghambat proses asimilasi.

b. Ekonomi

Posisi ekonomi dalam suatu sistem sosial dapat mempengaruhi proses asimilasi. Jika dalam suatu masyarakat ada kelompok ekonomi yang berniat menguasai kehidupan ekonomi kelompok lain, atau posisi ekonomi suatu kelompok masyarakat jauh tertinggal dari kelompok lain, maka asimilasi menjadi sulit dilakukan. Hal yang sama juga terjadi jika terdapat diskriminasi ekonomi dalam suatu kelompok masyarakat.

c. Simpati

Simpati adalah terlibatnya perasaan dari satu kelompok sosial budaya terhadap kelompok sosial budaya lainnya. Di dalamnya terkandung aspek kepedulian atau keikutsertaan merasakan perasaan kelompok masyarakat lain, seperti senang, sedih, bangga, bahagia, atau haru.

d. Perkawinan Campuran (amalgamation)

Perkawinan campuran memungkinkan terjadinya asimilasi dalam seluruh aspek unsur budaya. Di negara yang majemuk seperti Indonesia, peran perkawinan campuran dalam asimilasi budaya sangat besar.

Selain faktor-faktor yang mendukung, ada juga faktor-faktor yang menghambat terjadinya asimilasi, yaitu kurangnya pengetahuan tentang budaya lain di luar budaya sendiri, sikap inferioritas (ketakutan, minder) terhadap budaya lain, dan sikap superioritas yang dimiliki oleh individu-individu dalam suatu kelompok budaya terhadap kelompok lainnya.

Difusi

Difusi adalah proses penyebaran atau perembesan unsur budaya dari seseorang ke orang lain, atau dari suatu kelompok masyarakat ke kelompok masyarakat lain.

Prinsip pertama dari difusi adalah bahwa unsur-unsur kebudayaan akan pertama-tama diambil alih oleh masyarakat yang memiliki hubungan atau letak terdekat dengan sumbernya. Kemudian, kebudayaan baru tersebut akan diambil oleh masyarakat yang berhubungan atau letaknya jauh dari sumber unsur budaya baru.

Prinsip kedua adalah marginal survivals, yaitu semakin jauh penyebaran unsur budaya itu dari pusatnya, maka semakin kabur sifatnya.

Difusi mengandung tiga proses, yaitu proses penyajian unsur-unsur baru kepada suatu masyarakat, penemuan unsur baru, dan proses integrasi.

Secara dasar, difusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.

a. Difusi intramasyarakat

terjadi di dalam, oleh, dan untuk masyarakat sendiri. Hal ini dapat terjadi karena adanya pengakuan bahwa unsur budaya baru lebih bermanfaat; kedudukan dan peran sosial setiap individu yang menghadirkan pembaruan; serta kesadaran bahwa sistem budaya, sistem sosial, dan semua unsur budaya fisik tidak relevan lagi untuk menjembatani hidup dan kehidupan masyarakat.

b. Difusi antarmasyarakat

terjadi di dalam, oleh, dan antarmasyarakat. Hal ini disebabkan oleh adanya kontak sosial budaya antara masyarakat satu dengan masyarakat lain; pengakuan bahwa unsur budaya baru lebih baik dan bermanfaat; tokoh yang berkharisma yang mampu menyebarkan pembaruan; dan otoritas yang mampu memaksakan kehendak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *