Di pasar forex bank-bank sentral adalah dalang atau pemain utama yang mempunyai kemampuan untuk ‘memanipulasi’ harga mata uang. Namun jangan salah sangka terlebih dahulu.
Maksud dari manipulasi harga disini tidak sejahat atau seburuk yang Anda pikirkan. Tidak seperti para trader retail yang mempunyai angan-angan jika memiliki kemampuan dalam menggerakan harga dengan tujuan mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri.
Bank-bank sentral tidak akan melakukan itu, mereka tidak akan mencari keuntungan dari memanipulasi harga dari nilai tukar mata uang. Mereka mencoba melaksanakan mandat yang telah diberikan oleh pemerintah negara masing-masing dengan maksud dan tujuan yang baik dan tentu saja tidak merugikan.
Salah satu tugas Bank sentral dari pemerintah adalah melakukan intervensi di pasar forex dengan tujuan menstabilkan harga atau nilai tukar mata uang mereka supaya tidak terlalu rendah atau tidak terlalu tinggi.
Bank-bank sentral biasanya akan melakukan intervensi di pasar forex dengan maksud :
- Untuk mengimbangi dampak dari ketidak-seimbangan perdagangan.
- Untuk menambah likuiditas dan mengurangi volatilitas nilai mata uang pada saat kondisi tertentu seperti krisis keuangan.
- Untuk mendorong nilai mata uang yang lebih tinggi atau lebih rendah menjadi stabil menurut kacamata bank sentral.
Mengimbangi Dampak Ketidakseimbangan Perdagangan
Bank-bank sentral mempunyai tugas berat dan tanggung jawab untuk menjaga nilai tukar mata uang secara terus menerus dengan melakukan pemantauan terhadap mata uang mereka masing-masing. Dalam sektor perdagangan, Surplus akan memberikan dorongan terhadap nilai mata uang menjadi semakin tinggi, sedangkan Defisit akan mendorong nilai mata uang melemah.
Untuk mengimbangi dorongan dari dampak arus perdagangan atau faktor lain yang membuat nilai mata uang domestik lebih tinggi, maka bank sentral akan melakukan intervensi ke pasar dengan cara menyuntikan lebih banyak mata uang domestik ke pasar dengan membeli mata uang asing.
Anda pasti pernah mendengar bank sentral “mencetak uang”. Tindakan tersebut dilakukan dengan tujuan meningkatkan pasokan mata uang domestik dalam jumlah yang diinginkan bank sentral. Selain itu cara ini juga membangun cadangan devisa bank sentral itu sendiri.
Sedangkan untuk mengurangi tekanan dari defisit yang mendorong nilai mata uang domestik lebih rendah, bank sentral akan menggunakan cadangan devisanya untuk membeli mata uang domestik sehingga akan terjadi peningkatan permintaan terhadap mata uang tersebut. Tindakan ini dilakukan untuk mengurangi pasokan mata uang domestik di pasar dan meningkatkan permintaan terhadap mata uang tersebut sehingga nilainya akan kembali stabil. Namun cara ini juga mengurangi cadangan devisa dari bank sentral itu sendiri.
Dampak dari Intervensi Bank Sentral
Sangat penting untuk dicatat dan digaris-bawahi, bahwa segala tindakan yang diambil oleh bank sentral bukan tanpa resiko dan konsekuensi. Menyuntikan terlalu banyak mata uang domestik ke pasar untuk membuah harga mata uangnya turun dan meningkatkan jumlah uang beredar dapat menyebabkan resiko inflasi menjadi lebih besar.
Sebaliknya jika bank sentral terlalu banyak membeli mata uang domestik dari pasar untuk membawa nilai mata uang lebih tinggi maka akan berdampak mengurangi jumlah uang yang beredar dan dapat menyebabkan deflasi.
Mengingat hal tersebut, bank sentral harus memikirkan dengan benar keputusan apa yang diambil. Jadi tidak setiap saat bank sentral mampu melakukan intervensi di pasar sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Mereka perlu menimbang dampak baik buruk dari intervensi yang akan mereka lakukan.
Ketika bank sentral menyuntikan lebih banyak mata uang domestik ke pasar internasional (Forex) untuk mengurangi nilai mata uang mereka, resiko inflasi jadi lebih besar karena uang yang beredar di pasar meningkat. Itulah masalahnya; akan ada terlalu banyak mata uang domestik yang beredar dipasaran. Jadi ketika bank sentral ingin menstabilkan nilai mata uang tersebut, mereka perlu mencari cara untuk mengurangi jumlah uang yang beredar.
Berikut inti dari poin ini. Jika bank sentral ingin mencoba untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan menggunakan cadangan devisa mata uang asing mereka untuk membeli mata uang domestik, maka cara ini akan berhasil mengurangi uang yang beredar. Namun buruknya juga akan mendorong nilai mata uang kembali menguat. Percuma saja intervensi dari bank sentral dan hanya berputar-putar dimasalah itu saja. Namun ada cara lain jika bank sentral ingin menurunkan nilai mata uang tetapi tidak dengan cara meningkatkan jumlah uang beredar. Bagaimana caranya ?
Ada cara lain bagi bank sentral ketika mereka ingin memberi ‘suntikan’ mata uang domestik, yaitu dengan cara perjanjian ‘reverse repo’.
Reverse Repo adalah sebuah tindakan atau kebijakan dimana bank sentral melakukan pinjaman uang kepada bank-bank komersial yang beroperasi di negara tersebut. Tindakan ini juga merupakan sebuah instrumen kebijakan moneter yang dapat digunakan oleh bank sentral untuk mengontrol jumlah uang beredar di dalam negeri.
Dengan menyuntikan uang ke dalam pasar domestik maupun internasional dengan cara reverse repo maka penyerapan uang akan sesuai alurnya dan bank sentral mampu mendorong nilai mata uang lebih rendah tanpa meningkatkan jumlah uang beredar.
Sekarang hal sebaliknya, ketika bank sentral menggunakan cadangan devisa berupa mata uang asing untuk membeli mata uang domestik untuk meningkatkan nilai mata uang tersebut, maka akan memicu resiko deflasi karena pasokan uang yang semakin menurun. Itulah masalahnya jika suatu negara mendapati terlalu sedikit mata uang domestik yang beredar di pasar.
Jadi bagaimana cara bank sentral dalam mengatasi masalah ini ?
Sekali lagi bank sentral akan menghadapi dilema. Jika mereka ingin mencoba meningkatkan jumlah uang beredar dengan menyuntikan lebih banyak mata uang domestik ke pasar, maka jumlah uang beredar akan meningkat namun juga mengakibatkan nilainya akan menurun.
Cara lain yang bisa dilakukan oleh bank sentral adalah menggunakan ‘reverse repo lagi. Dalam hal ini , bank sentral akan meminjam aset atau obligasi dari pemilik aset dan memberikan sejumlah kredit kepada pemilik tersebut. Ketika perjanjian sudah sampai masa habisnya, maka bank sentral akan kembali mengembalikan obligasi atau aset tersebut dan menarik debit dari pemilik aset.
Dengan menarik uang dari pasar internasional dan kemudian menggunakan repo di pasar domestik, bank sentral mampu mendorong nilai mata uang untuk bergerak lebih tinggi tanpa mengurangi jumlah uang beredar.