Trendline adalah salah satu alat bantu yang sangat populer untuk mengidentifikasi kecenderungan dari pola trend yang sedang terjadi saat itu. Walaupun sering digunakan, tapi banyak trader yang masih bingung cara menggunakan trendline.
Pada materi ini, kita akan membahas bagaimana cara menggunakan dan menggambar dengan trendline. Pada materi ini kita juga akan membahas bagaimana menggunakan trendline untuk menemukan pola higher dan lower yang berpotensi untuk mempermudahkan kita dalam membaca kondisi trend yang sedang terjadi.
Apa itu Trendline?
Sesuai dengan namanya, trendline adalah sebuah alat dalam kategori analisa teknikal yang digunakan untuk mencari kondisi trend dengan menghubungkan support atau resistance satu sama lain. Perlu untuk Anda ketahui, trendline merupakan salah satu alat yang paling sering digunakan oleh para trader di luar sana, jadi sangat penting bagi Anda untuk menguasainya.
Mari kita lihat contoh pasar dalam kondisi trend naik pada gambar di bawah ini:
Perhatikan gambar GBP/USD di time frame harian di atas. Harga telah menyentuh level support pada trendline beberapa kali dalam jangka waktu yang cukup lama. Trendline ini mewakili area support di mana para trader dapat mencari area yang berpeluang besar untuk buy.
Sekarang kita lihat trendline yang ditarik pada harga yang sedang dalam kondisi trend turun berikut:
Sama seperti dengan contoh uptrend di atas, kondisi downtrend pada pair AUD/NZD ini juga beberapa kali mencoba beberapa kali menyentuh trendline dan bergerak trending dalam waktu yang lama. Kebalikan dari contoh yang pertama, garis trendline kali ini menunjukan di mana saja area yang memiliki potensi besar untuk sell.
Bagaimana Cara Menggambar Trendline dengan Benar?
Setelah kita memahami apa itu trendline, sekarang kita akan membahas bagaimana cara menggambar dengan trendline ini.
Hal pertama yang harus diketahui tentang menggambar trendline adalah setidaknya Anda memerlukan dua titik high/low sebagai patokan utama untuk menggambar trend. Setelah harga swing high atau swing low sudah diidentifikasi, maka Anda bisa mulai menggambar trendline.
Berikut ini adalah contoh dari dua swing low, dimana low pertama dihubungkan dengan swing low kedua yang lebih tinggi sehingga menunjukan bahwa pasar saat itu sedang dalam kondisi uptrend.
Perhatikan pada chart di atas, kita sudah memiliki 2 titik utama di mana kita dapat menggambar trendline pada 2 titik tersebut. Setelah 2 titik tersebut terhubung oleh trendline maka kita bisa melihat bahwa harga sedang dalam kondisi bullish dan setidaknya kita bisa memprediksi titik selanjutnya yang memiliki peluang besar untuk melakukan buy.
Dan benar saja, dalam beberapa saat harga kembali menyentuh trendline yang berfungsi sebagai support dan tentu ini bisa kita jadikan sinyal untuk melakukan buy karena sesuai dengan arah pasar yang sedang bullish.
Point Penting Dalam Menggambar Trendline Secara Akurat
Setidaknya ada 4 point yang sangat penting untuk menggambar trendline secara efektif, yaitu;
- Untuk menarik trendline, dibutuhkan minimal 2 titik swing low/high sebagai patokan dalam menarik garis.
- Time Frame yang lebih besar bisa dianggap sebagai gambaran trend secara keseluruhan, jadi Anda bisa memulai mencoba menggambar trendline pada time frame yang besar, seperti Monthly, Weekly dan Daily. Setelah itu barulah turun ke time frame yang lebih kecil lagi.
- Dalam beberapa kasus, Anda akan menemui banyaknya trendline yang menyentuh candlestick-candlestick secara tidak beraturan. Itu tidak masalah, yang terpenting trendline yang Anda gambar bisa dianggap valid jika salah satu atau beberapa titiknya tidak memotong body candlestick. Trendline yang valid adalah trendline yang hanya bersentuhan dengan ekor/shadow candlestick saja.
- Jangan pernah menggunakan teori ‘cocoklogi’, maksudnya adalah jangan pernah memaksakan menggambar trendline dengan menarik garis dari titik yang secara visual terlihat dipaksakan.
Pada beberapa point diatas, mari kita jabarkan sedikit lebih detail lagi, diantaranya;
Point 1. Menggambar trendline pada time frame yang lebih besar
Mayoritas trader diluar sana menggunakan time frame daily sebagai dasar acuan dalam menganalisa, setelah itu baru turun ke time frame yang lebih kecil seperti H4.
Dalam menggambar trendline, kami sarankan Anda menggunakan minimal time frame Daily. Kenapa harus TF Daily? Memang menggambar trendline bisa dilakukan pada time frame berapapun, tergantung dengan tujuan penggunaannya. Namun, jika Anda ingin menganalisa pergerakan harga secara keseluruhan, alangkah baiknya menggunakan TF yang lebih besar. Lalu kenapa tidak TF Weekly atau Monthly? Jika Anda menggunakan TF yang lebih besar dari Daily, Anda hanya akan membuang-buang waktu saja dan tidak akan pernah entry posisi. Memang benar penarikan trendline akan lebih valid, akan tetapi apakah Anda mampu menunggu waktu selama itu, tentu tidak bukan?
Sangat penting dalam menggambar trendline, yaitu semakin panjang trendline yang tidak dapat di-break oleh harga, maka semakin valid trendline tersebut. Trendline yang tidak tertembus oleh harga selama 1 tahun lebih tentu akan lebih valid dibanding dengan trendline yang terbentuk hanya dalam beberapa minggu saja.
Kita lihat contoh penarikan trendline pada time frame Daily berikut ini:
Pada contoh chart di atas downtrend terbentuk hampir 11 bulan lamanya. Di sana kita melihat ada setidaknya 2 titik yang dibuat dengan trendline yang bisa kita jadikan acuan untuk buy di saat harga kembali menyentuh trendline di titik 3. Perhatikan pada saat harga menyentuh trendline lalu kemudian membentuk pola candlestick pembalikan tersebut, tentu itu menjadi sinyal yang valid untuk entry buy.
Di bawah ini kita juga bisa melihat contoh lain dari menarik trendline lalu harga mencoba retest dan kembali memantul. Jika diibaratkan ,trendline tersebut seperti sebuah tembok atau pembatas yang sulit untuk ditembus oleh harga.
Point 2. Garis Trendline Pada Bagan Candlestick
Salah satu point penting dalam menggambar trendline adalah titik-titik yang digunakan sebagai acuan untuk menarik garis trendline adalah dari candlestick tertinggi atau terendah. Itu artinya, titik-titik trendline harus dihubungkan pada level terendah atau tertinggi dari sebuah candlestick. Jadi menarik garis trendline harus dimulai dari shadow/ekor dari candlestick, bukan dari body candlestick.
Jika dilihat secara seksama, sangat jarang kita bisa menarik garis trendline secara sempurna pada ekor/shadow dari candlestick. Ada setidaknya 1 atau 2 candlestick yang menembus trendline. Kita bisa lihat pada contoh gambar di atas, setidaknya ada 1 candlestick yang berhasil menembus trendline namun harga kembali masuk turun ke bawah trendline lagi.
Anda bisa lihat ada 1 candlestick yang berhasil ‘memotong’ trendline. Itu tidak masalah, karena pada candlestick selanjutnya harga kembali turun dan close di bawah trendline. Itu berarti resistance yang dibentuk oleh trendline masih bisa dianggap valid.
Untuk mengetahui apakah trendline sudah benar-benar ditembus oleh harga, maka Anda bisa tunggu 1 atau 2 candlestick selanjutnya untuk memastikan apakah benar-benar akan terjadi pembalikan arah atau tidak.
Point 3. Jangan Pernah Memaksakan Titik-titik Acuan Trendline
Hal ini sangat sering terjadi dan dilakukan oleh para trader yang belum mengerti benar cara menggambar trendline. Mereka terlalu memaksakan titik-titik yang akan dijadikan acuan untuk menarik garis trendline. Tentu saja hal tersebut adalah hal yang sembrono karena menarik garis trendline tidak bisa sembarangan. Ingat point 2 di atas bahwa menarik garis trendline bisa dari shadow/ekor dari sebuah candlestick.
Sebaliknya, pada contoh di bawah adalah penarikan trendline yang bisa dianggap lebih valid.
Pada materi ini, kita juga akan membahas bagaimana cara menggunakan trendline untuk melihat kekuatan dari suatu trend. Selain itu kita juga bisa melihat bagaimana mencari sinyal akan adanya pembalikan arah trend hanya menggunakan bantuan trendline.
Trendline sangat bagus digunakan untuk mencari titik-titik entry buy dan sell jika sesuai dengan arah trending yang sedang terjadi saat itu. Lalu bagaimana caranya kita mengetahui akan ada pembalikan arah hanya menggunakan trendline? Jawabannya adalah Anda hanya tinggal menunggu harga mampu menembus trendline dan kembali retest trendline tersebut. Mari kita perhatikan contoh chart di bawah ini,
Pada contoh chart eur/jpy time frame H4 di atas, kita bisa melihat bagaimana validnya trendline di atas, entry sell bisa dilakukan ketika harga menyentuh trendline. Nah kemudian harga mampu menembus trendline dan mencoba retest trendline tersebut. Akan ada pembalikan arah dari bearish menjadi bullish, dan kita bisa melakukan entry buy pada saat harga kembali retest trendline atau menunggu 1-2 candlestick sedikit menjauhi trendline.
Berikut contoh-contoh bagaimana cara menggambar dan menarik trendline dengan benar: