Anda mungkin sudah tahu apa artinya ‘Stop Loss‘. Bagi para trader pemula pun istilah ini mungkin sudah banyak yang mengenal dan menggunakannya, namun kurang disiplin dalam menerapkannya.
Sudah banyak yang mengatakan bahwa mayoritas trader gagal pada forex trading ini. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kemampuan dalam mengatur money manajemen serta meremehkan penggunaan stop loss.
Ketika menggunakan fitur Stop Loss, Anda harus menetapkan titik dimana Anda bisa mengakui ‘kalah’ dan keluar dari pasar saat itu juga. Ketika Anda sudah membuka posisi, Anda pasti berharap bahwa pasar akan bergerak sesuai dengan harapan dan analisa, namun sayangnya semua itu tidak semudah seperti itu. Karena itu Anda sangat di sarankan untuk memakai fitur Stop Loss untuk membatasi kerugian agar tidak terlalu besar.
Banyak trader profesional yang menyatakan bahwa “Trading tanpa Stop Loss, ibarat mengendarai mobil di jalan yang bertepi jurang tanpa ada pagar pengaman jalan di sisi pinggir jalan.
Hanya tinggal masalah waktu saja hal terburuk bisa terjadi menimpa Anda. Untuk memastikan hal konyol tersebut, pastikan gunakan Stop Loss di setiap posisi yang Anda lakukan.
Lalu bagaimana cara menggunakan stop loss yang benar? Pada tulisan ini kita akan membahas beberapa contoh menempatkan stop loss.
Ada beberapa cara yang umum dipakai untuk menerapkan stop loss di posisi kita yang terbuka, yaitu seperti contoh berikut ini:
Menghitung Kemungkinan Entry Terkena Stop Loss
Cara pertama adalah menggunakan berapa banyak poin/pip Anda sanggup merugi. Misalnya Anda membuka posisi GBP/USD buy di harga 1.6850.
Anda hanya mampu menanggung rugi sebanyak 50 pip, maka Stop Loss Anda tetapkan di level harga 1.6800. Jadi ketika harga turun sejauh 100 pip diharga 1.6750, maka secara otomatis Anda terselamatkan oleh Stop Loss dan hanya mengalami kerugian 50 pip di harga 1.6800. Tentu saja potensi kerugian yang kita dapat akan lebih kecil dibandingkan kita tidak menggunakan Stop Loss.
Ingat, tidak ada yang tahu harga akan kemana dalam beberapa waktu ke depan, jadi sangat diharapkan Anda selalu menggunakan Stop Loss.
Menempatkan Stop Loss Pada Level – level Penting
Cara kedua adalah Anda dapat menggunakan level Support dan Resistance sebagai titik acuan Stop Loss.
Untuk posisi Buy posisi stop loss idealnya di bawah level support, Sedangkan untuk posisi Sell/ posisi stop loss ada pada atas level Resistance terdekat saat itu. Anda bisa menggunakan level Pivot Point untuk menentukan level-level penting setiap harinya (pivot point juga bisa dihitung pada time frame berapapun).
Menempatkan Stop Loss Pada Angka Bulat
Yang Ketiga adalah menggunakan angka-angka bulat. Banyak trader yang percaya bahwa angka (harga) dengan bilangan bulat merupakan sebuah harga psikologis yang sering dijadikan acuan oleh para pelaku pasar lainnya. Harga bulat seperti 1.3500 , 112.00 , 1.100.
Jika Anda perhatikan dengan seksama, terkadang harga bereaksti terhadap angka bulat tersebut. Selain itu ada juga yang menggunakan harga bulat tersebut sebagai salah satu strategi. Misal ketika harga break menjauhi level 1.1200, maka diperkirakan cenderung ke 1.1250. Namun jika gagal maka akan kembali mendekati 1.1150, seperti itu kira-kira.
Para Trader jangka pendek biasanya menetapkan stop loss lebih ketat, yang berbeda dengan trader jangka panjang yang menetapkan stop loss dengan jarak yang lebih jauh. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan bisa memberi sedikit ruang kepada harga untuk bergerak.
Jarak Stop loss usahakan jangan seketat mungkin,karena sering terjadi level stop loss yang terlalu ketat seringkali terkena harga ketika swing, namun juga jangan terlalu lebar karena bisa menyebabkan kerugian anda sedikit lebih membesar.
Usahakan menetapkan level stop loss se-Natural atau se-Nalar mungkin. Jadi jangan terlalu menggunakan insting, tapi tetapkanlah level Stop loss menggunakan analisa dan perhitungan anda pada harga saat ini.