Data Ekonomi – Gross Domestic Product

Posted on

Data ekonomi Gross Domestic Product atau biasa disingkat dengan GDP, adalah total nilai pasar dari semua barang dan jasa yang diproduksi suatu Negara dalam periode kurun waktu satu tahun. Total nilai ini termasuk hasil produksi dari setiap perusahaan milik asing yang beroperasi di Negara tersebut.

Jadi yang dilakukan oleh pemerintah adalah mereka menjumlahkan total nilai semua barang, layanan dan segala sesuatu produksi di Negara tersebut dalam satu periode waktu (biasanya satu tahun), kemudian menambah nilai dari semua itu dan dijadikan dalam satu laporan GDP (Produk Domestik Bruto).

Di Amerika Serikat, GDP dicatat oleh Departemen Perdagangan AS (United States Department) dan dilaporkan dalam kurun waktu setiap 3 bulan.

Data GDP US

Pada diagram di atas, Anda dapat melihat laporan GDP Negara Amerika Serikat yang dibagi menjadi beberapa kategori. Terdiri sekitar sepertiga dari sektor perumahan, 20% dari transportasi, 13% dari makanan, 11% dari asuransi dan dana pensiun, 9% jaminan sosial, 6% kesehatan, dan sisanya dari sektor hiburan, pakaian, pendidikan dan lain-lain.

Sejauh ini Amerika Serikat merupakan Negara yang memiliki nilai GDP terbesar di dunia. Bahkan total nilai GDP Amerika Serikat lebih besar 3 kali lipat dari GDP Jepang, dan 4 kali lebih besar dari GDP Jerman.

Dampak Nilai Gross Domestic Product

Ketika ada peningkatan dari nilai GDP, hal itu bisa diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi Negara tersebut tumbuh dengan baik. Perusahaan yang beroperasi di Negara tersebut mampu memproduksi lebih banyak produk, memberikan dampak meningkatnya lapangan kerja dan penurunan angka pengangguran.

Sebaliknya ketika nilai GDP menurun, itu bisa diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi Negara tersebut menurun. Produksi perusahaan berkurang, menyebabkan sedikitnya lapangan kerja yang tersedia dan menambah tingkat pengangguran.

Nilai GDP dapat digunakan untuk mengukur kesehatan ekonomi di suatu Negara. Ketika disejajarkan dengan tingkat inflasi, pertumbuhan GDP secara tahunan dapat digunakan untuk menunjukan apakah ekonomi tumbuh terlalu cepat, terlalu lambat atau pada tingkat yang stabil.

Nilai pertumbuhan GDP merupakan salah satu faktor yang digunakan untuk menentukan jenis kebijakan ekonomi apa yang diperlukan, termasuk perubahan tingat suku bunga acuan dan anggaran belanja pemerintah.

Jika GDP tumbuh terlalu lambat, para analis dan ekonom mengkhawatirkan akan adanya peningkatan di sektor pengangguran, maka dari itu mereka merekomendasikan kepada pemerintah untuk mengambil kebijakan yang mengatur tentang pertumbuhan produksi seperti pemangkasan tingkat suku bunga jangka pendek atau meningkatkan anggaran belanja pemerintah.

Jika GDP tumbuh terlalu cepat, ekonom dan analis mengkhawatirkan tingkat inflasi yang terlalu tinggi, mereka akan merekomendasikan tentang kebijakan yang mengatur tentang mengurangi sedikit produksi seperti menaikan suku bunga jangka pendek atau mengurangi anggaran belanja pemerintah.

Selain itu tingkat pertumbuhan GDP juga sering digunakan untuk membuat perbandingan pertumbuhan ekonomi antar Negara yang dianggap setara perputaran ekonominya.

Untuk sebagian besar, GDP mencakup tiga komponen, yaitu tingkat belanja konsumen, arus investasi, dan anggaran belanja pemerintah.

GDP dan Tingkat Belanja Konsumen

Tingkat Belanja konsumen adalah tingkat konsumsi yang dilakukan oleh Negara tersebut. Tolak ukur paling penting untuk belanja konsumen adalah tingkat pendapatan.

Jika GDP meningkat, berarti perusahaan menghasilkan lebih banyak barang produksi, secara tidak langsung mereka membutuhkan lebih banyak tenaga kerja, arus pendapatan dan pengeluaran mereka juga meningkat.

Jika GDP menurun, berarti perusahaan menghasilkan lebih sedikit barang produksi, secara tidak langsung mereka harus mengurangi jumlah tenaga kerja mereka,  arus pendapatan dan pengeluaran mereka berkurang.

GDP Dan Arus Investasi

Setelah belanja konsumen, bagian terpenting dari GDP adalah arus investasi. Dalam hal ini arus investasi tidak mengacu pada hal-hal seperti transaksi saham, obligasi dan semacamnya. Dalam hal ini mengacu pada perusahaan yang mengeluarkan uang mereka untuk mengembangkan usaha mereka seperti memberi peralatan baru, bangunan (pabrik) baru dan hal-hal seperti itu.

Ketika sebuah perusahaan mengembangkan usaha mereka seperti membangun pabrik baru atau membeli peratalan baru yang lebih canggih, maka kemampuan produksi akan meningkat.

GDP dan Anggaran Belanja Pemerintah

Bagian ketiga dari komponen GDP adalah anggaran belanja pemerintah. Dalam tulisan ini kita ambil contoh Amerika Serikat. Sekitar 20% GDP AS adalah anggaran pemerintah. Sejak presentase anggaran pemerintah melebihi 10%, Pemerintah AS dapat meningkatkan atau menurunkan nilai GDP mereka dengan mengubah jumlah anggaran yang digunakan untuk keperluan mereka.

Ketika pemerintah AS merasa tingkat inflasi terlalu tinggi, mereka dapat mengurangi nilai GDP dengan mengurangi anggaran belanja.

Jika pemerintah AS khawatir terhadap tingkat pengangguran yang tinggi, maka mereka dapat meningkatkan nilai GDP dengan meningkatan anggaran belanja mereka.

Ketika total pengeluaran sama dengan nilai GDP, maka disitulah keseimbangan terjadi. Dengan kata lain, ketika total pendapatan produksi barang dan jasa sama dengan total pengeluaran untuk produksi barang dan jasa.

Jadi itulah Gross Domestic Product atau biasa disebut GDP. Nilai GDP dapat mempengaruhi tingkat produksi disuatu Negara, memberikan dampak pada lapangan tenaga kerja, tingkat pengangguran.

Kesimpulannya :
Ketika nilai GDP meningkat > Menggambarkan Pertumbuhan ekonomi Negara tersebut meningkat.
Ketika nilai GDP menurun > Menggambarkan Pertumbuhan ekonomi Negara tersebut menurun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *