Spekulasi adalah sebuah tindakan yang bisa dikatakan “untung-untungan” untuk mendapat sesuatu yang diinginkan. Nah spekulator merupakan sebutan bagi para pelakunya.
Pada materi ini kita tidak akan membahas spekulasi yang asal-asalan melainkan sebuah tindakan yang tentu saja memiliki dasar ataupun data yang kuat untuk membuat aktivitas spekulasi tersebut menjadi lebih akurat.
Hedge Fund seringkali dianggap sebagai spekulator di pasar forex. Itu artinya mereka juga menjadi golongan pelaku pasar yang terjun langsung di pasar forex hanya berdasarkan aksi spekulasi, namun bukan dalam hal konotasi negatif tentunya.
Mereka adalah para spekulan yang “memainkan” dana dari para klien mereka dengan jumlah yang besar.
Hedge fund ibarat sebuah kantong ajaib yang bisa menggandakan uang ketika orang memasukan uang ke dalamnya, di mana uang tersebut merupakan dana yang berasal dari orang-orang kaya, dana pensiunan, perusahaan, tunjangan dan lain-lain yang dikelola oleh fund manager (pengelola dana).
Biasanya, hedge fund berusaha melakukan pengelolaan sebuah aset dengan cara; melindungi suatu nilai aset dari resiko, seperti resiko terhadap valuasi mata uang asing.
Secara dasar, hedge fund berperan melindungi nilai aset dari para kliennya, yang mana aset tersebut juga terbentuk dalam mata uang.
Nah para hedge fund ini melindungi aset dari para kliennya dengan cara mengelolanya di pasar keuangan dan investasi supaya aset tersebut tidak mengalami penurunan nilainya dalam beberapa waktu mendatang.
Salah satu cara hedge fund melindungi nilai aset tersebut adalah dengan cara “melemparkannya” ke pasar keuangan salah satu nya pasar forex.
Dewasa ini sangat disayangkan jika banyak dari oknum hedge fund tidak melakukan hal yang semestinya mereka lakukan. Kebanyakan dari mereka mencoba mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri tanpa memperdulikan resiko yang akan diterima oleh dana para klien.
Kita bisa melihat banyaknya kasus investasi di mana para klien menggugat suatu broker resmi karena aset yang dikelola mengalami penurunan nilai atau bahkan habis tak bersisa.
Sebenarnya jika dilihat lebih dalam pasti ada permainan dari para hedge fund ini yang mengelola dana para klien mereka dengan cara tidak benar – atau yang lebih parahnya adalah mencari keuntungan sebanyak-banyaknya menggunakan modal dari dana klien.
Hedge fund biasanya menggunakan Leverage dengan jumlah besar ketika mereka berdagang di pasar berjangka, dalam hal ini kita bicara tentang pengelola dana di pasar forex.
Baca Juga: Memahami Pengertian Leverage
Tidak seperti sekarang, pada jaman dahulu pun juga marak aktivitas spekulasi sama seperti saat ini, tapi dengan praktik yang berbeda.
Biasanya mereka menggunakan dana klien yang memiliki pinjaman kredit (bank atau lembaga keuangan besar lainnya), kemudian ditransaksikan di pasar keuangan supaya mendapatkan imbal hasil yang cukup atau setidaknya mampu menutup bunga pinjaman kredit.
Sistem tersebut bekerja cukup baik ketika pasar kredit berjalan seimbang. Tapi ketika pasar kredit membeku dan macet seketika, sistem ini akan gagal.
Jika Anda seorang pelaku di forex trading, Anda bisa melihat ketika pergerakan di pasar forex mengalami gejolak, membuat swing-swing harga yang besar.
Baca Juga: Para Pelaku di Pasar Forex
Kembali pada tahun 2008 lalu ketika terjadi krisis, para ekonom menuduh para hedge fund yang tidak bertanggung jawab sebagai salah satu “dalang” dibaliknya krisis keuangan pada saat itu. Hal itu tercermin ketika pasangan mata uang USD/JPY bergerak dengan swing-swing besar.
Mereka (hedge fund) memanfaatkan gejolak yang terjadi pada krisis pasar properti dan melakukan spekulasi-spekulasi terhadap nilai tukar dolar AS.
Kembali ke 2008, banyak hedge fund yang membuka rekening perdagangan dengan leverage tinggi, dan masuk sebagai carry trader pada mata uang Jepang Yen.
Jika Anda tidak tahu itu apa, Perdagangan Carry Trade adalah mengambil keuntungan dari spread dan perbedaan suku bunga yang jauh antar kedua negara. Kita akan membahasnya pada materi Carry Trade secara lebih lengkap.
Pada dasarnya, Anda menjual mata uang dengan suku bunga yang lebih rendah, dan Anda membeli mata yang dengan suku bunga yang lebih tinggi. Intinya, Carry trade adalah membandingkan perbedaan suku bunga antar negera sebagai dasar transaksi.
Dengan begitu, Anda harus membayar tingkat bunga dari mata uang yang dijual, tetapi Anda mendapatkan keuntungan dari tingkat bunga pada mata uang yang dibeli.
Pada awalnya strategi ini sangat ampuh dan digunakan oleh para hedge fund. Meski dikatakan sebagai strategi “spekulasi”, akan tetapi keputusan dari stategi ini memiliki dasar yang cukup akurat. Salah satu tokoh yang menggunakan strategi ini dan terbilang sukses adalah George Sorros.
Sayangnya ketika krisis keuangan terjadi pada tahun 2008 silam yang disebabkan oleh pasar kredit yang macet, carry trade dianggap sebagai sebuah kejahatan dari para pelaku yang tidak bertanggung jawab, memberikan swing-swing besar dan ketidak-seimbangan pergerakan nilai tukar dan menambah ‘pekerjaan rumah’ bagi pemerintah dan bank sentral pada saat itu.