Salah satu hal yang paling penting untuk Anda ingat adalah pasar forex berisi para pelaku yang membuat harga bergerak oleh transaksi-transaksi dari para pelakunya.
Para pelaku tersebut sama halnya seperti Anda, mereka juga manusia yang memiliki berbagai perasaan dan tujuan masing-masing saat melakukan transaksi. Pasar forex sangat dipenuhi oleh berbagai emosi dari para pelakunya, salah satunya adalah rasa takut.
Baca Juga: Para Pelaku di Pasar Forex
Perasaan takut dari para pelaku pasar juga merupakan salah satu kekuatan dalam menggerakan harga mata uang di pasar forex. Termasuk ketika sebuah faktor fundamental seperti laporan ekonomi yang segera dirilis diperkirakan memburuk maka perasaan takut bercampur ragu akan menyelimuti pasar.
Hal tersebut bisa terlihat di mana ketika harga melonjak bergerak liar tanpa arah yang tak tentu ketika sebuah berita ekonomi akan dirilis.
Untuk mendapatkan keuntungan dari dinamika yang macam-macam dari forex trading ini, Anda perlu tahu mana mata uang yang cenderung dalam kondisi positif maupun negatif.
Baca Juga: Trading saat Berita Dirilis
Mata Uang Safe Haven
Mata uang safe haven bergerak dengan sangat stabil jika para investornya takut ketika akan berbuat seenaknya. Dalam pengertian takut di sini adalah para investor menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan spekulasi yang tidak perlu dilakukan seperti “hit and run”.
Mata uang safe haven merupakan sebuah istilah yang diberikan kepada mata uang yang dianggap tahan dan berhasil stabil dalam melewati masa krisis atau gejolak keuangan, sehingga para investor takut dan merasa sayang untuk melepaskannya.
Saat materi ini ditulis, mata uang yang dianggap sebagai mata uang safe haven di antaranya US Dolar (USD), Franc Swiss (CHF) dan Jepang Yen (JPY) di mana ketiga mata uang ini menjadi pilihan populer bagi para investor untuk mengamankan aset yang mereka miliki.
Hal tersebut dikarenakan kondisi fundamental yang terjadi saat ini, sehingga para investor melihat ketika mata uang tersebut memiliki prospek yang stabil dibanding aset mata uang lainnya.
Ketiga mata uang tersebut dianggap sebagai safe haven currencies dengan alasan yang berbeda-beda. Us Dolar misalnya, dipilih karena para investor tertarik terhadap USD dikarenakan keamanan obilgasi pemerintah ketika krisis global melanda pasar keuangan – meskipun inflasi masih menjadi beban bagi prospek ekonomi AS.
Baca Juga: Kaitan Inflasi dan Forex
Kenaikan permintaan obligasi AS ini memicu peningkatan permintaan terhadap US Dolar, yang mengakibatkan nilai US Dolar bergerak lebih tinggi.
Di sisi lain Swiss Franc dianggap sebagai mata uang safe-haven dikarenakan sebagian besar nilai CHF didukung oleh nilai emas.
Tak seperti dulu ketika semua fiat currencies diukur dengan emas dengan cukup stabil, namun sekarang hanya CHF lah satu-satunya fiat currencies yang sangat stabil terhadap dukungan nilai emas. Selain itu, perekonomian Swiss juga dianggap sangat stabil dengan tingkat inflasi yang rendah.
Sementara itu Jepang Yen dianggap sebagai mata uang safe-haven karena keamanan utang pemerintah Jepang.
Berbeda dengan Amerika Serikat yang menggunakan skema utang publik, di mana dapat dipegang oleh pemerintah asing dan investor asing – di sisi lain utang publik Jepang hampir seluruhnya dipegang oleh para investor yang berasal dari Jepang itu sendiri. Jadi Jepang dapat mengendalikan kestabilan ekonomi mereka tanpa ada pengaruh dari luar.
Karena Jepang merupakan salah satu negara dengan hutang yang cukup tinggi, maka Jepang tidak mau mengambil resiko dengan menjual surat utang pemerintah kepada para pelaku investor asing dalam skala besar.
Sekarang minimal Anda sudah mengerti mata uang mana yang mudah terpengaruhi oleh gejolak pasar atau stabil ketika masa krisis keuangan datang. Yang harus Anda lakukan sekarang adalah mengukur seberapa kuatnya dampak krisis keuangan terhadap rasa takut dari para investor.
Baca Juga: Bagaimana Pemerintah Mengatur Nilai Tukar Mata Uang?
Mengukur Ketakutan Investor
Perasaan takut dan yakin dari para pelaku pasar merupakan kekuatan yang dapat menggerakan pasar, namun paling sulit untuk dianalisa karena hal ini termasuk sebagai salah satu analisa sentimen pasar.
Lalu bagaimana cara mengukur ketakutan dari para investor? Ada salah satu indikator yang dapat mengukur ketakutan dari para investor, salah satunya menggunakan CBOE Volatility Index (VIX), cara membacanya kurang lebih seperti ini
VIX ini didasari oleh tingkat volatilitas yang terjadi dari S&P 500 Index options.
- Ketika VIX bergerak lebih tinggi, bisa disimpulkan bahwa ketakutan para investor meningkat
- Ketika VIX bergerak lebih rendah, bisa disimpulkan bahwa ketakutan para investor menurun
Sekarang Anda mungkin mulai bertanya-tanya kenapa kita harus perlu merepotkan diri sendiri mengamati indikator indeks saham, sementara kita hanya berinvestasi di pasar forex. Anda akan terkejut ketika Anda mengetahui bahwa pasar forex juga berkaitan erat dengan pasar saham.
Tugas Anda adalah mencari saham-saham apa saja yang berkaitan dengan mata uang yang diperdagangkan di pasar forex, salah satu contohnya adalah Indeks Dow Jones dengan US Dolar.