Valuta Asing atau Forex Trading adalah pasar yang semakin populer bagi investor, pelaku pasar dan spekulan. Pasar yang besar dan likuid, transaksi perdagangan yang terjadi selama 24 jam dan tersedianya leverage besar untuk para trader, entah itu dengan dana besar ataupun dana kecil.
Selain itu pasar forex berbeda dengan pasar saham, dimana pada saham digerakan oleh sentimen yang melihat kinerja dari perusahaan itu sendiri. Sedangkan forex digerakan dan berkaitan erat dengan ekonomi dan kondisi 2 negara dalam skala global.
Meski menawarkan peluang profit yang tak terbatas dan skema investasi yang menarik, Forex sebenarnya bisa dibilang lebih rumit dan buas. Buas di sini diibaratkan seperti hewan liar yang siap menerkam dana Anda sampai habis.
Sedangkan rumit karena perlu mengetahui kondisi perekonomian suatu negara, dimulai dari tingkat inflasi, kepercayaan konsumen hingga kebijakan moneter dari bank sentral dan pemerintah.
Pasar forex bukanlah tempat yang tepat bagi Anda yang hanya mencoba-coba. Untuk sukses di bisnis forex, dibutuhkan dua macam metode seperti metode analisis teknikal dan metode fundamental.
Pengetahuan fundamental ini merupakan sebuah metode yang menggunakan perkembangan ekonomi suatu negara sebagai dasar dalam menganalisa kekuatan mata uang. Selain itu Anda juga harus mengetahui karakteristik dari setiap mata uang yang ditransaksikan di pasar forex.
Pada tulisan kali ini, kita akan membahas tentang mata uang Euro.
Pengenalan Tentang Mata Uang Euro
Euro adalah mata uang kedua setelah dolar As yang menjadi mata uang utama di pasar global. Itu artinya euro adalah mata uang kedua yang paling sering ditransaksikan di pasar internasional keuangan. Selain itu, euro juga termasuk mata uang yang dijadikan sebagai mata uang cadangan di berbagai negara.
Perlu untuk diketahui, euro merupakan mata uang yang paling unik di dunia. Disebut unik karena euro merupakan mata uang termuda namun sudah diterima oleh semua kalangan di berbagai negara dalam waktu singkat.
Mata uang euro pada saat pertama kali diperkenalkan pada tahun 1999 langsung melebihi German mark, France Franc, Dutch guilder, bahkan dolar AS yang sebelumnya menjadi mata uang utama di negara-negara dikawasan Uni Eropa.
Setelah euro diterbitkan dan dikenalkan kepada publik, mata uang negara-negara eropa langsung menghilang dari pasaran. Dalam kebijakan Uni Eropa yang baru, euro menggantikan mata uang yang digunakan oleh para negara-negara anggota Uni Eropa sebelumnya.
Euro adalah mata uang resmi Uni Eropa yang digunakan oleh 17 negara anggota Uni Eropa selain Inggris, Swedia dan Denmark yang memang menggunakan mata uang mereka sendiri.
Selain itu Swiss bukan merupakan bagian dari Uni Eropa sehingga negara ini menggunakan mata uang lain (swiss franc).
Anggota Uni Eropa harus memenuhi kriteria fiskal yang ketat untuk bergabung bersama Bank Sentral Eropa dan menggunakan Euro. Sebagai negara kesatuan (Uni Eropa), memiliki GDP terbesar di dunia dan merupakan eksportir terbesar di dunia saat ini.
Ekonomi di Balik Mata Uang Euro
Berbeda dengan mata uang dunia lainnya, tidak ada faktor ekonomi tunggal di balik euro. Jika membicarakan kesehatan atau pertumbuhan ekonomi euro, maka otomatis harus menengok kondisi ekonomi dari 17 negara anggota Uni Eropa secara keseluruhan.
Bahkan pengaruh yang berlawanan dari kondisi kedua negara pun juga mampu mempengaruhi nilai tukar euro. Misalkan, ketika Jerman mengalami pertumbuhan yang kuat, sedangkan Perancis mengalami defisit yang tinggi, maka nilai euro terpengaruhi oleh kinerja kedua negara tersebut.
Perdagangan Internasional sangatlah penting bagi perekonomian di zona eropa, dimana ekspor merupakan andalan di sektor ekonomi. Selain itu nilai GDP uni eropa dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan Amerika Serikat dan Jepang.
Uni Eropa merupakan sebuah serikat dengan teknologi maju, walaupun begitu, sektor manufaktur dan jasa adalah sektor yang paling menopang perekonomian.
Selain itu sebagian besar negara anggota zona euro merupakan produsen komoditas yang kuat dengan beraneka ragam produk (kecuali Norwegia), dan harga impor komoditas menjadi penggerak utama nilai euro.
Meskipun merupakan ekonomi yang mencakup dari 17 negara, Kita tidak perlu memantau data dan laporan ekonomi yang dirilis dari setiap negara anggota eropa. Cukup mengikuti perkembangan dari Perancis, Jerman dan italia saja sudah cukup dikarenakan GDP ketiga negara tersebut mencakup hampir dua/tiga dari total GDP Uni Eropa.
Selain itu, memantau inflasi, GDP dan indikator sentimen zona euro dapat dilihat dengan memantau laporan-laporan dari Jerman dan Perancis.
Penggerak Nilai Euro
Data ekonomi penting bagi euro seperti GDP, Neraca Perdagangan, Currenct Account, inflasi, produksi industri dan kepercayaan bisnis/konsumen zona euro patut Anda ikuti jika ingin menganalisa kekuatan dari mata uang euro.
Perlu diketahui, mitra dagang utama Uni Eropa adalah negara-negara Eropa yang tidak termasuk dalam organisasi tersebut. Dengan kata lain, kondisi ekonomi dan politik di negara-negara besar di eropa seperti Inggris, Swiss dan Rusia sangat memiliki pengaruh terhadap nilai euro.
Meskipun Bank Sentral Eropa (ECB) memberlakukan Kebijakan Moneter terpusat pada negara-negara anggotanya, namun hanya ada sedikit pengawasan atas kebijakan fiskal para anggotanya.
Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan krisis utang antar negara Eropa, seperti Yunani, Portugal dan Spanyol. Ketiga negara tersebut mampu meminjam utang melebihi tingkat APBN pertahunnya dimana mereka ibarat hidup dengan bantuan dana utang.
Inilah yang mengakibatkan kondisi ekonomi dalam satu negara anggota dapat secara drastis berbeda dengan negara yang lainnya.
Negara satu dengan ekonomi yang tumbuh subur, sedangkan yang lainnya terpaksa meminjam di sana-sini untuk terus bertahan hidup.
Keunikan Dari Euro
European Central Bank (ECB) adalah bank sentral yang mengelola kebijakan moneter untuk negara-negara anggota Uni Eropa. ECB merupakan bank sentral yang unik, dimana mereka menyusun kebijakan terpusat yang berlaku untuk semua anggota, dimana kondisi setiap negara anggota berbeda-beda.
Walaupun menggunakan kebijakan terpusat, namun terkadang kebijakan tersebut tidak dapat berjalan dengan yang direncanakan. Jerman misalnya, secara historis negara ini sangat sensitif terhadap inflasi. Sedangkan Italia dan negara-negara lainnya ingin kebijakan fiskal yang dapat mendorong pertumbuhan harga.
Walaupun terlihat sempurna, namun kebijakan bank sentral terkadang tidak seimbang dan cocok digunakan di beberapa negara anggota. Sudah banyak yang negara anggota yang berpikir untuk keluar dari Uni Eropa.
Pada beberapa waktu lalu (Juni 2016), Inggris telah resmi menyatakan keluar dari Uni Eropa (Brexit). Referendum tersebut diadakan karena Inggris menganggap tidak mempunyai hak suara di Uni Eropa sejak tahun 1975.
Di sisi lain tingkat imigrasi yang tinggi dan pengelolaan Inggris untuk mengontrol perkembangan usahanya sendiri dalam segala aspek menjadi salah satu faktor utama bagi Inggris untuk keluar dari Uni Eropa.
Ketimpangan juga terjadi di beberapa negara seperti Yunani dimana negara ini mengalami krisis keuangan dan terancam bailout.
Sebelumnya pemerintah Yunani juga pernah mempertimbangkan untuk keluar dari Uni Eropa dan menggunakan memakai mata uang sendiri untuk meringankan beban ekonomi dan utang negara.
Atau negara dengan ekonomi kuat seperti Jerman yang mungkin sudah bosan tiap tahun membayar subsidi namun tidak mendapat timbal-balik hasil yang sesuai..
Sudah banyak rumor dan isu negatif yang telah mengguncang euro beberapa kali. Seperti yang ditulis diatas dimana negara lemah keluar (atau ditendang keluar karena dianggap membebani) dan kekecewaan suatu negara yang tidak mendapatkan peningkatan di sektor ekonomi, contohnya Jerman.
Sebelum dikenalkan ke publik, para anggota Uni Eropa berharap banyak jika euro mampu menggantikan dolar As sebagai mata uang utama global.
Namun harapan tersebut seperti masih jauh dari kenyataan, mengingat organisasi dengan kekuatan ekonomi terbesar (saat ini ketiga) di dunia tersebut mengalami kemunduran dan ketidakpastian, dipicu dari krisis hutang hingga ketidakpuasan dari negara-negara dengan ekonomi kuat.
Euro dan Forex Market
Nilai tukar mata uang yang sulit diprediksi, dan kebijakan dari bank sentral yang sulit dipahami dalam waktu singkat menjadi inti permasalahan bagi trader.
Permasalahannya adalah apakah kebijakan yang diambil oleh bank sentral memberikan dampak jangka pendek atau jangka panjang, mengingat banyaknya negara yang harus mengaplikasikan kebijakan tersebut.
Meskipun euro telah mampu perkasa dan memiliki kekuatan lebih dari mata uang lainnya sebelum krisis yang terjadi pada 2008, namun sebenarnya ada rahasia kelemahan dari mata uang ini.
Para negara anggota yang tidak mempunyai ekonomi kuat dan memaksakan diri untuk bergabung dengan Uni Eropa ibarat seperti bom waktu yang meninggalkan goresan berupa krisis utang yang membebani negara lain.
Negara-negara lain harus membayar subsidi yang nantinya digunakan untuk memberikan talangan kepada negara yang bermasalah utang tentu menjadi ketidakadilan bagi para anggota lainnya.
Negara dengan ekonomi kuat saling membantu untuk meringangkan negara dengan masalah ekonomi, namun apakah terus bisa terjadi seperti itu?
Meskipun tampaknya tidak mungkin euro akan runtuh, sebagai trader di forex market tentu harus siap waspada. Bukan tidak mungkin satu persatu negara anggota Uni Eropa akan keluar dan mencari jalan mereka sendiri seperti yang dilakukan oleh Inggris.
Di Forex Trading, Euro diperdagangkan terhadap dolar AS (EUR/USD) dan menjadi pasangan mata uang paling populer dan merupakan pairs dengan spread terendah. Selain itu dolar AS (USD) merupakan mata uang global paling aktif diperdagangkan, sedangkan volume Euro (EUR) merupakan setengah dari volume USD, sehingga pair ini memiliki pergerakan sangat aktif setiap waktunya.
Perbedaan acuan suku bunga juga menjadi pair ini memiliki pergerakan yang tidak memiliki gejolak berlebihan. Pada umumnya, tingkat bunga yang lebih tinggi akan mendorong mata uang untuk menguat, dan tingkat bunga yang lebih rendah akan menyebabkan penurunan.
Seringkali Bank Sentral akan mengubah acuan suku bunga mereka dengan tujuan mengubah nilai mata uang mereka untuk mencapai stabilitas harga. Perbedaan acuan suku bunga antara Eurpoean Central Bank (ECB) denganFederal Reserve (FED) sangat mempengaruhi pergerakan EUR/USD.
Kelebihan dari perbedaan suku bunga antar bank sentral inilah yang juga mendorong pergerakan EUR/USD terlihat rapi tanpa ada gejolak yang terlalu tinggi.