Money Management atau Manajemen keuangan merupakan sebuah ketrampilan dalam mengelola dana margin pada akun trading. Banyak sekali cara dalam mengelola uang namun dalam prakteknya memang sangat sulit untuk dilakukan.
Bagi para trader pemula, money management hanyalah sebuah teori belaka dan mereka jarang memperhatikannya. Padahal hal tersebut sangat penting untuk dilakukan. Itulah yang membuat banyak sekali trader pemula yang gagal, dengan kehabisan dana hanya dalam beberapa kali open posisi saja tanpa memikirkan ketahanan margin.
Trading forex juga membutuhkan kemahiran dalam mengelola dana, ingat kita berhadapan dengan sebuah bisnis dan bukan melakukan perjudian. Kita harus mahir dalam mengelola keuangan pada akun trading. Walaupun dalam beberapa kali mengalami kerugian, kita masih dapat mencari peluang untuk mengganti kerugian tersebut dengan transaksi selanjutnya.
Tidak sedikit trader terbaik yang mengalami kerugian dalam beberapa open posisi, namun mereka mampu meraih profit yang konsisten dan mengembalikan kerugian yang pernah diterima. Yang terpenting bukanlah mencari sistem trading forex terbaik, namun mahir dalam mengelola dana dan mengendalikan resiko. Tentu Anda tidak mau jika dana Anda ratusan atau ribuan dolar habis dalam satu kali perdagangan bukan?
Ketika Anda melakukan open posisi (transaksi), kebanyakan trader hanya akan memikirkan potensi profit yang akan diperoleh, namun kita juga tidak boleh melupakan potensi kerugian yang akan kita alami nantinya.
Materi pada Money Management ini sebenarnya adalah bagaimana cara mengelola resiko yang akan kita alami nantinya. Dalam forex trading, salah faktor yang menyebabkan kita mengalami “Margin Call” atau kehabisan dana adalah besarnya Leverage yang kita gunakan. Entah Anda memiliki dana yang besar atau tidak, jika Anda menggunakan Leverage yang tinggi maka potensi mengalami Margin Call juga akan semakin tinggi. Ini jelas tentu sangat beresiko.
Money Management dapat membatasi resiko kerugian dengan cara mengatur lot di setiap open posisi, menetapkan besarnya stop loss dan menghitung seberapa banyak kerugian yang mampu Anda terima dalam sekali open posisi.
Menghitung Potensi Kerugian
Menghitung kerugian Anda sangat disarankan untuk menggunakan kalkulasi dalam presentase (%), bukan dalam jumlah. Maksudnya adalah berapa persen Anda mau menerima kerugian dari total dana pada akun trading Anda. Misal kerugian yang siap Anda tanggung adalah 3% dari total dana yang dimiliki, kemudian hitung berapa pips stop loss yang akan Anda tempatkan.
Kita ambil contoh bagaimana caranya mengelola kerugian;
Katakan Anda mempunyai dana sebesar $500 pada akun trading, dan Anda sudah menetapkan resiko sebesar 1% dari 100% total dana pada akun. Itu artinya 5% dari $500 adalah $5.
Kemudian Anda melakukan analisa pada pair EUR/USD dan hendak open posisi buy di harga 1.4200 dan menempatkan Stop Loss di bawah level 1.4100. Itu artinya stop loss berada 100 poin dari harga open, maka lot yang digunakan adalah 0.05. Jadi ketika Anda mengalami kerugian, maka kerugian yang didapat hanya sebesar $5 saja. (* Contoh perhitungan ini menggunakan akun mini – 4 digit broker)
Jika dalam 5 kali mengalami loss dan Anda menggunakan 1% dari total dana, maka margin Anda masih sebesar $475. Lalu jika loss sebanyak 20 kali secara berturut-turut maka sisa dana masih $400. Anda bisa lihat pada tabel di bawah ini:
Menggunakan Fitur Trailing Stops Atau Menempatkan Stop Loss +
Mungkin ketika posisi yang sudah Anda buka berjalan profit, alangkah baiknya Anda menggunakan fitur “Trailing Stops” atau memindahkan Stop Loss diatas/dibawah harga open posisi. Mengamankan profit yang sudah didapat dan membiarkan harga terus bergerak ke arah “Take Profit” lebih dianggap aman daripada membiarkan harga kembali bergerak berlawanan dan posisi yang semula profit menjadi minus.
Kita ambil contoh Anda open posisi Buy di harga 1.3200 dengan SL di 1.3100 dan Take Profit di 1.3350. Kemudian harga saat ini sudah berada di 1.3280, itu artinya Anda sudah profit 80 pips. Nah, alangkah baiknya jika Stop Loss dipindahnya di atas 1.3210 atau harga open posisi. Hal tersebut berguna untuk mengamankan profit yang sudah didapat supaya ketika harga berbalik OP tidak menjadi minus.
Selain itu Anda juga bisa membuat perintah Trailing Stops. Fungsi dari Trailing Stops sama dengan memindahkan stop loss secara manual, bedanya hanyalah Trailing Stops akan mengamankan profit secara otomati sesuai dengan berapa pips yang sudah Anda atur sebelumnya.
Misalnya saja ketika Anda membuka posisi Buy di 1.3200. Kemudian Anda menempatkan Trailing Stops sebanyak 30 pips. Setiap harga bergerak 30 pips dari harga open, maka Trailing Stops akan berpindah otomatis begitu seterusnya setiap kelipatan 30 pips. Misal harga saat ini sudah berada di 1.3295, maka ketika harga bergerak berlawanan dan kembali ke level 1.3280, maka open Anda otomatis sudah ditutup dengan profit 90 pips atau close pada harga 1.3290.
Menghitung Risk : Reward Sebelum Open Posisi
Sebelum Anda membuka posisi, alangkah baiknya jika Anda menghitung perbandingan dari potensi kerugian (Risk) dan keuntungan (Reward). Idealnya rasio Risk : Reward adalah 1:2 atau 1:3. Itu artinya jika Stop Loss Anda sebanyak 100 pips, maka usahakan Take Profit mendapatkan 200 atau 300 pips. Sebenarnya mendapatkan profit berapapun tidak masalah, hanya saja jika Anda mahir dalam mengukur Risk:Reward maka pertumbuhan pada akun trading Anda bisa dikatakan lebih stabil.
Tips – Tips Dalam Menempatkan Stop Loss
Kebanyakan para trader pemula malas dalam menempatkan stop loss dikarenakan seringnya open posisi mereka tersentuh/tersambar oleh stop loss. Alih-alih melakukan pengamatan, mereka sering menyalahkan broker yang sengaja menyambar stop loss mereka. Padahal bukan broker yang salah, namun penempatan stop lossnya yang tidak akurat.
Memang ada satu atau dua broker yang sengaja menyambar stop loss dari para tradernya dengan melebarkan spread atau cara lainnya. Broker jenis ini disebut dengan “Broker Hunter”. Namun tidak semuanya broker seperti itu, hanya satu – dua saja yang melakukan itu kepada para tradernya dan biasanya broker seperti ini akan terdeteksi scam.
Di sini kita tidak akan membahas tentang tipe ‘broker hunter’ ini, tapi kita akan membahas bagaimana cara menempatkan stop loss yang benar.
Cara pertama adalah tempatkan stop loss diatas/dibawah swing-swing harga. Jika Anda open posisi Sell, maka tempatkan stop loss pada swing harga tertinggi yang paling dekat dengan open posisi sell tersebut. Sebaliknya jika Anda open posisi Buy, maka tempatkan stop loss pada swing harga terendah yang paling dekat dengan open posisi buy tersebut. Cara ini sebenarnya sangat mudah untuk dilakukan. Lihat pada contoh gambar di bawah ini;
Cara yang kedua adalah tempatkan stop loss pada level-level penting seperti Pivot Point, Support dan Resistance harian. Cara ini biasanya sering digunakan oleh para trader dengan tipe Scalping atau Intraday.
Cara yang ketiga adalah menempatkan stop loss pada level support dan resistance. Cara ini sangat mudah jika Anda paham bagaimana cara mengidentifikasi level Support & Resistance dengan benar.
Cara yang keempat adalah menggunakan Chart Pattern. Anda bisa menempatkan stop loss dengan cara mengidentifikasi chart pattern atau pola chart terlebih dahulu, seperti Head & Shoulder, Triangle, Wedge dan sebagainya. Cara ini seperti menggunakan cara support dan resistance di atas.