Perusahaan multinasional juga dianggap sebagai hedger di pasar keuangan. Perusahaan multinasional dan yang memiliki cabang di berbagai negara seringkali dihadapkan pada kondisi di mana mereka memiliki piutang dagang atau hutang dagang yang berupa mata uang selain daripada yang berlaku di negara perusahaan tersebut berpusat.
Sebagai contoh, katakanlah ada sebuah perusahaan asal Amerika Serikat yang mempunyai piutang dagang dari seorang pelanggan yang berasal dari Jepang yang mana di negara tersebut berlaku mata uang Yen.
Biasanya perusahaan tersebut seringkali tidak akan bisa menarik piutang tersebut kurang dari 60 hari karena adanya perbedaan kebijakan antar bank. Sementara itu, pihak perusahaan khawatir jika nilai kurs mata uang Yen (JPY) terhadap Dolar (USD) akan turun dalam beberapa hari ke depan.
Untuk mengantisipasi resiko jatuhnya nilai kurs Yen, perusahaan tersebut akan melakukan perdagangan mata uang dengan cara menjual USD/JPY (Dolar Amerika vs Yen Jepang). Dengan cara seperti itu, jika nilai Yen nanti mengalami penurunan, perusahaan tersebut akan dapat menutupi kerugiannya di piutang dagang dengan keuntungannya dari perdagangan kurs mata uang.
Mirip dengan contoh di atas, katakanlah ada sebuah perusahaan asal Inggris yang mempunyai hutang dagang dari seorang pedagang yang berasal dari Belanda yang mana menggunakan mata uang Euro. Perusahaan tersebut besar kemungkinan tidak akan bisa membayar hutang tersebut kurang dari 60 hari.
Sementara itu, pihak perusahaan khawatir jika nilai kurs mata uang Euro (EUR) terhadap Poundsterling (GBP) akan menguat dan nantinya perusahaan tersebut akan membayar hutang lebih banyak lagi. Untuk mengantisipasi resiko menguatnya kurs Euro, perusahaan tersebut dapat membeli EUR/GBP (Euro vs Poundsterling) dengan begitu jika nilai Euro naik, perusahaan akan dapat menutupi kerugiannya di pembayaran hutang dagang yang lebih mahal dengan keuntungannya dari kontrak kurs mata uang.
Menurut Financial Accounting Standards Board (IASB) dikutip dari www.fasb.org, perusahaan memberikan insentif jaminan pada akun mereka karena hal berikut:
Keuntungan dan kerugian dalam transaksi merupakan akibat dari perubahan kurs mata uang yang digunakan dalam transaksi tersebut yang berupa mata uang yang tidap dipakai sebagai mata uang fungsional (sebagai contoh, sebuah perusahaan asal Amerika dapat meminjam anak cabangnya di Swiss atau Prancis untuk menarik piutangnya yang berupa Krona dari pelanggannya yang berasal dari Denmark). Keuntungan dan kerugian pada transaksi mata uang tersebut umumnya sudah tercantum dalam pemasukan bersih untuk periode selama kurs mata uang tersebut berubah kecuali transaksi menjamin nilai tetap dai mata uang asing tersebut atau investasi luar negeri.
Perusahaan multinasional juga memperdagangkan cukup banyak uang melalui menukar nilai mata uang asing. Menukar nilai mata uang asing adalah sebuah tindakan mentransfer keuntungan dari satu bidang bisnis yang beroperasi menggunakan suatu mata uang ke negara lain dimana bisnis itu beroperasi menggunakan mata uang yang berbeda. Sebuah perusahaan juga dapat melakukan perlindungan nilai transaksi untuk mencegah kerugian nilai tukar pada keuntungan yang diperolehnya.
Contoh perusahaan multinasioanl yang beroperasi di berbagai negara
Menurut Federal Reserve Bank, perusahaan multinasional merupakan salah satu pelaku pasar yang cukup penting di setiap transaksi di pasar forex, walaupun volume perdagangan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional tidak sebesar dengan volume perdagangan antar bank. Hal itu dikarenakan ada banyak dari perusahaan multinasional yang menggunakan jasa bank-bank untuk melindungi nilai aset berupa mata uang.