Banyak yang mengatakan bahwa memantau apa yang terjadi sepanjang hari di pasar forex jauh lebih sulit daripada memantau pergerakan harga di pasar saham. Hal tersebut disebabkan karena pasar forex tidak pernah “tidur”.
Tidak ada alarm atau pemberitahuan terkait jam buka dan tutup pada pasar forex seperti halnya yang terjadi di pasar saham. Aktifitas perdagangan forex bisa dibilang unik, dikarenakan buka pada saat matahari bergerak dari satu zona waktu ke zona waktu yang lain.
Salah satu kunci dalam mengamati pergerakan harga dari mata uang adalah mengetahui waktu dimana negara yang bersangkutan sedang dalam periode jam kerja atau siang hari.
Secara teknis, jam perdagangan pada pasar forex dimulai di zona waktu Selandia Baru dan Australia. Selanjutnya diikuti dengan pasar Jepang yang berselang 2 jam, kemudian pasar Singapura, Hongkong dan pasar Asia Lainnya.
Berikutnya pasar Eropa dibuka menjelang pasar Asia tutup, di mana pasar Swiss, Jerman dan Inggris mulai masuk periode jam kerja. Terakhir dipertengahan pasar Eropa, dibuka Pasar Amerika Serikat hingga ditutup menjelang pasar Asia dibuka kembali.
Itulah siklus perputaran aktifitas perdagangan di pasar forex, tanpa ada jeda istirahat maupun tutup.
Jika menyamakan zona waktu dengan kita yang tinggal di Indonesia, tentu kita bisa memilih zona waktu mana yang cocok bagi style trading masing-masing.
Misal jika Anda merupakan trader dengan style Scalping, alangkah baiknya Anda membuka posisi pada awal-awal jam Asia atau jelang penutupan pasar Amerika, dikarenakan pada waktu-waktu tersebut pasar tidak bergerak dengan volatilitas terlalu tinggi dan sangat cocok untuk scalping. Walaupun transaksi mata uang berlangsung di berbagai pusat keuangan di seluruh dunia, sebagian besar transaksi hanya terjadi di beberapa kota besar saja.
Menurut Bank for International Settlements (BIS), lebih dari setengah volume dari semua transaksi yang ada di pasar forex terjadi pada Inggris dan Amerika Serikat.
Berikut porsi-porsi transaksi menurut kota yang memiliki total volume paling banyak, diantaranya :
- London: 36.7%
- New York: 18%
- Tokyo: 6%
- Singapore: 5%
- Zurich: 5%
- Hong Kong: 5%
- Sydney: 4%
Jadi jika melihat data diatas, apa yang bisa kita dapat ? Berikut sedikit informasi yang bisa Anda terapkan di setiap transaksi menurut zona waktu:
- Pada pukul antara 19:00 – 22:00 WIB pasar London dan New York sedang dalam periode jam kerja, yang berarti akan ada banyak likuiditas dan volume transaksi yang besar pada kisaran jam tersebut.
- Peralihan jelang penutupan pasar Amerika dengan jelang pembukaan pasar Asia (02:00 – 05:00 WIB) biasanya volume transaksi sangat sedikit, dimana pada jam-jam tersebut pasar bersiap berganti hari. Biasanya pada jam-jam ini spread akan melebar karena sedikitnya transaksi.
- Likuiditas mata uang euro dan Sterling akan meningkat ketika pasar Eropa mulai buka (14:00-15:00 WIB) , dan likuiditas Dolar AS akan meningkat ketika pasar Amerika buka (19:00-20:00 WIB).
Dan yang paling penting adalah bagaimana Anda dapat memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk bertransaksi.
Bagi trader yang cerdas, mereka tidak akan membuka posisi di jam-jam pasar sepi, kecuali jika memang sesuai dengan gaya trading mereka. Jadi, bagi Anda alangkah baiknya untuk mengenal terlebih dahulu style/gaya trading apa yang cocok bagi Anda. Selain itu mata uang mana yang dapat Anda pahami dengan mudah karakteristiknya, sehingga dapat mengurangi resiko kerugian dan memaksimalkan keuntungan.